Sukses

Rio Haryanto Banyak Belajar dari Pembalap Masa Depan Mercedes

Rio Haryanto juga merasakan perbedaan besar dari F1 dan GP2.

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang memuji Pascal Wehrlein sebagai pembalap top masa depan Formula 1. Meski baru melakoni musim perdananya, Pascal menunjukkan kinerja impresif bersama Manor Racing. Rio Haryanto pun mengaku banyak belajar darinya.

Seperti Rio, F1 2016 menjadi musim perdana Pascal. Ia baru direkrut Manor dari DTM AMG Mercedes. Usianya memang baru 21 tahun. Namun, pembalap kelahiran Jerman itu menunjukkan kematangan yang membuat banyak orang terpukau.

Baca Juga

  • Belum Raih Poin, Rio Haryanto Tetap Bangga
  • Taklukkan Semen Padang, Bali United Raih 3 Poin Perdana
  • Kariernya Terancam, Rio Haryanto Berharap Bantuan Pemerintah

Meski tercatat sebagai tim dengan kekuatan terburuk, Pascal mampu membawa Manor bersaing dengan tim-tim seperti Sauber dan Renault. Ia mampu menujukkan konsistensi yang luar biasa. Bahkan, hingga seri kelima, Pascal belum satu pun gagal menyelesaikan balapan.

Pencapaian terbaiknya adalah saat finis di urutan ke-13 GP Bahrain. Berkat konsistensinya, namanya pun disebut-sebut sebagai kandidat pengganti Nico Rosberg di Mercedes. Belakangan ini, nama Rosberg memang dikabarkan bakal hengkang dari Mercedes.

Mengenai hal itu, Rio juga melayangkan pujian untuk rekan setimnya. Bahkan, ia mengaku banyak bertukar pikiran dengan Pascal di luar lintasan. Ia pun setuju jika Pascal disebut sebagai pembalap masa depan Mercedes.

"Jujur, kami bekerja sama dengan sangat baik. Ya, ia sangat cepat dan ia pula yang memotivasi saya. Kami sering bertukar pikiran karena kami berdua menginginkan yang terbaik untuk tim. Ia adalah rekan setim yang hebat. Ketika catatan waktu saya tak jauh darinya, itu selalu membanggakan," kata Rio dalam wawancara yang dilansir situs resmi F1.

Ya, sejauh ini Rio memang mampu menempel ketat catatan waktu yang dicetak Pascal di beberapa kesempatan. Ketika Pascal finis di urutan ke-13 GP Bahrain, Rio mampu menyainginya dengan finis di posisi ke-17. Hal serupa terjadi pada GP Spanyol. Pascal finis di posisi ke-16, Rio finis di urutan ke-17.

"Sungguh bagus mendengar hal itu. Tapi, itu sama sekali belum memuaskan saya. Itu karena kami selalu mencoba untuk meningkatkan di setiap balapan," tutur Rio.

Rio juga bicara mengenai perbedaan mencolok antara GP2 dan F1. Menurutnya, faktor yang paling berbeda adalah ban. Selain itu, bagaimana tim di F1 bekerja juga sangat berbeda dengan di GP2. "Setiap saya pulang balapan, saya selalu mendapatkan hal yang baru," Rio menambahkan.