Liputan6.com, Kunshan - Setelah melewati pertandingan yang sengit, tim Thomas Indonesia harus mengakui keunggulan tim Thomas Denmark pada laga final Piala Thomas 2016 di Kunshan Sports Center Stadium, Tiongkok, Minggu (22/5/2016). Tim Thomas Indonesia takluk 2-3 dari tim Thomas Denmark.
Baca Juga
- Lorenzo Berjaya di Mugello, Rossi Ketiban Sial
- Melamun, Penyanyi Ini Bikin Blunder di Final Piala FA
- Rio Haryanto Bicara Pembayaran Utang kepada Manor Racing
Meski gagal membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air, penampilan Hendra Setiawan dan kawan-kawan sudah maksimal. Tim Thomas Denmak memang lebih kuat di sektor tunggal, pemain-pemain mereka lebih berpengalaman.
"Walau kita kali ini kalah, ini adalah satu step menuju kemenangan. Dua tahun lagi Insya Allah Piala Thomas akan menjadi milik kita karena sekarang pemain-pemain muda sudah merasakan pengalaman bertanding di Piala Thomas," kata Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawa yang menonton langsung perjuangan tim Thomas dan Uber di stadion Kunshan Sport Center.
Seperti diketahui, tiga dari empat tunggal putra Indonesia merupakan pemain muda. Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa. Ketiganya masih kurang pengalaman, terutama bertanding di event beregu.
Advertisement
"Para pemain sudah mencoba yang terbaik, memang ada pressure di pemain-pemain muda kami. Anthony tidak tampil di permainan terbaiknya," ujar Rexy Mainaky, Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia.
"Kelebihan pemain-pemain muda kami adalah bola-bola depannya, ini bisa diantisipasi oleh para pemain tunggal putra Denmark. Mereka lebih tenang melawan permainan net pemain kita, mereka sudah mempelajari permainan tunggal putra Indonesia, secara psikis ini menggoyang pemain-pemain muda kita saat senjata mereka tidak berfungsi," jelas Rexy.
Tiga tunggal Denmark, yakni Viktor Axelsen, Jan O Jorgensen dan Hans-Kristian Vittinghus dinilai Rexy memiliki kekuatan yang imbang. Beda kondisinya dengan tim Thomas Indonesia, dimana hanya Tommy yang berpengalaman.