Sukses

5 Mutiara Hitam yang Tercecer di Luar Papua

Para pemain hebat asal Papua tak hanya bermain untuk Persipura.

Liputan6.com, Jakarta
Wilayah paling timur di Indonesia, Papua, dikenal dengan keindahan alamnya yang menawan. Namun, dalam dunia sepak bola, Papua juga terkenal sebagai tempat yang selalu menelurkan pemain-pemain berbakat sepak bola Indonesia.
 
Rata-rata pemain hebat Papua saat ini berseragam Persipura Jayapura. Nama-nama seperti Boaz Solossa, Ian Kabes, Fernando Pahabol, hingga Rony Beroperay adalah deretan pemain Papua sukses yang memperkuat Mutiara Hitam.
 
 

Baca Juga

  • Wawancara Khusus Pangkostrad, Ketua Kelompok 85
  • Final Liga Champions: Kapten Madrid Waspadai Ancaman Griezman
  • Top 3 Berita Bola: Marquez Kesal Dicemooh Fans Rossi
Meski begitu, para pemain hebat Papua tak hanya bermain untuk Persipura. Pada gelaran Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo mereka tersebar diberbagai klub.
 
Liputan6.com mencoba merangkum lima Mutiara Hitam yang tercecer ke klub lain di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
 
Vendry Mofu
 
Jika berbicara soal Vendry Mofu tentu tak bisa lepas dari klub Semen Padang. Ya, mantan pemain Persiwa Wamena ini sudah memperkuat Semen Padang sejak 2010 hingga sekarang. Dia juga sempat memperkuat Sriwijaya selama beberapa bulan pada 2014. 
 
Romantisme Vendry dan Semen Padang memang sulit dipisahkan. Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang ini sangat sulit tergantikan di lini tengah.
 
Vendry Mofu
Vendry memiliki pergerakan yang sangat apik dan kemampuan penyelesaian akhir yang hebat. Hal itu setidaknya telah dibuktikan ketika dia mencetak gol ke gawang Persipura saat Semen Padang 2-0 di Stadion H. Agus Salim.
 
Mofu juga kembali membuktikan ketajamannya ketika mencetak satu gol ke gawang Bali United. Sayang, pada laga ini Semen Padang harus takluk 1-2 dari Serdadu Tridatu.
 
Kehebatan Vendry bersama Semen Padang telah menghasilkan satu trofi Indonesia Premier League dan Indonesia Community Shield.
 
Sinar Victor Pae memang tidak seterang Vendry Mofu. Dia juga kerap kali bergonta-ganti klub di sepanjang kariernya.
 
Pae tercatat sempat memperkuat Perseman Manokwari, Persipura Jayapura, Persija Jakarta, hingga memperkuat Persela Lamongan sekarang.
 
Pae berposisi sebagai bek sayap. Kemampuan utamanya adalah bertahan sekaligus menyerang dari lini sayap. 
 
Jika dilihat dari klub-klub besar yang pernah memakai jasanya, Pae merupakan salah satu bek sayap yang potensial. Sayang, faktor sulitnya menjaga emosi kerap membuat pemain berusia 30 tahun ini lebih sering mendapatkan sanksi ketimbang prestasi.
 
David Laly adalah salah satu talenta Papua yang sebenarnya memiliki prestasi yang mentereng. Bagaimana tidak? sepanjang kariernya pemain bertubuh mungil ini berhasil merengkuh beberapa trofi bergengsi seperti Community Shield, Indonesia Super League, Inter Island Cup, dan SCTV Cup.
 
David sebenarnya berposisi sebagai gelandang tengah yang bertugas mengatur alur serangan. Namun, saat dirinya bermain untuk Pelita Bandung Raya, pelatih Dejan Antonic lebih senang memainkannya sebagai pemain sayap. 
 
Alhasil, dia sukses mengantarkan PBR melaju ke semifinal ISL 2014. Kini, setelah dia memutuskan gabung Persib Bandung, Dejan tetap memainkannya sebagai penyerang sayap.
 
Performa Laly bersama Persib juga kian membaik seiring waktu berjalan. Dia menjadi tokoh sentral ketika Maung Bandung menang 2-0 atas Bali United di Stadion Si Jalak Harupat.
 
Pada laga itu dia mencetak satu gol dan juga menjadi pemain yang membuat Persib mendapatkan tendangan penalti setelah sepakannya mengenai tangan bek Bali United di kotak penalti.
 
Nama Rudolof Yanto Basna melejit saat mengantarkan Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini bahkan menyabet gelar pemain terbaik pada turnamen itu.
 
Yanto Basna adalah pemain yang berposisi sebagai bek tengah. Meski masih muda, dia mampu menjalankan tugas dengan baik memutus serangan lawan berkat ketenanganya.
 
Bahkan pemain sekelas Cristian Gonzales sukses dimatikan pergerakannya saat Mitra Kukar bertemu Arema Cronus di semifinal Piala Jenderal Sudirman.
 
Kecemerlangan Yanto Basna membuatnya direkrut oleh Persib Bandung untuk gelaran Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo. Namun, talentanya tak secemerlang di Naga Mekes lantaran dia kalah saing dengan Vladimir Vujovic dan Purwaka Yudhi.
 
Alhasil, Yanto Basna dimainkan di posisi bek kanan oleh Dejan. Yanto gagal menunjukkan performa apik di posisi bek kanan sehingga dia terdepak dari skuat utama dan digantikan oleh Dias Angga Putra dalam dua laga terakhir Maung Bandung.
 
Nama Yabes Roni mungkin tak setenar Evan Dimas, Putu Gede Juni Antara, hingga Ilham Udin Armayn saat masih memperkuat Timnas U-19. Sebab, dia lebih sering bermain sebagai pemain pengganti.
 
Namun kondisinya berbeda kini ketika dia memperkuat Bali United. Pelatih Indra Sjafri selalu mempercayakan posisi utama kepada Yabes Roni di empat laga Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
 
Yabes adalah tipikal pemain sayap yang gemar menyisir sisi lapangan. Dia sangat andal dalam melewati satu sampai dua pemain lawan.
 
Sayang, pengambilan keputusan akhir kerap menjadi masalah Yabes. Di saat dia telah berhasil melewati lawan, Yabes tampak kebingungan apakah harus memberikan umpan atau langsung menembak ke kotak penalti. (Yosef Deny Pamungkas)
Video Terkini