Sukses

Persiapan Mepet, PSSI Realistis Soal Target Timnas

Pemerintah juga diharapkan berperan banyak dalam pembangunan timnas.

Liputan6.com, Jakarta Waktu yang dimiliki PSSI untuk mempersiapkan timnas U-19 dan senior Indonesia terbilang sangat sempit. Itu mengapa Komite Teknis dan Pengembangan PSSI tak memasang target yang muluk untuk kedua tim tersebut.

Sepak bola Indonesia memang tengah dalam masa pembangunan kembali. Sebelumnya, pembangunan yang sudah berjalan bagus dalam berbagai bidang justru hancur dalam sekejap akibat konflik antara Kemenpora dan PSSI hingga berujung pada sanksi FIFA per 30 Mei 2015.

Baca Juga

  • Soal Pemain Timnas, PSSI Sudah Punya Pilihan
  • Mourinho: Lupakan MU Tiga Tahun Terakhir
  • Menjaga Kebesaran Persipura dalam Derby Papua

Salah satu dampak negatif dari insiden tersebut adalah dikucilkannya Indonesia dari semua kegiatan di bawah naungan FIFA. Hal itu terkait dengan agenda turnamen dan laga uji coba yang seharusnya bisa dijalani timnas. Alhasil, timnas pun harus vakum setahun dan Indonesia semakin terpuruk di peringkat FIFA.

Kini, PSSI akan kembali membangun timnas sejak awal setelah FIFA mencabut sanksi mereka. Terlebih, ada agenda penting yang sudah menghampiri Indonesia. Itu adalah AFF U-19 Championship 2016 pada 11-24 September 2016 dan AFF Suzuki Cup 2016 pada 19 November-17 Desember 2016.

Tentu saja, waktu yang dimiliki PSSI untuk membentuk dua timnas itu sangat terbatas. Apalagi, hingga kini PSSI masih tak kunjung menentukan pelatih kepala. Karenanya, mereka tak ingin membebani timnas U-19 dan senior Indonesia untuk meraih gelar juara.

"Kita harus realistis. Kalau mau menang itu pasti. Tapi, jangka waktu persiapan kita pendek dan kita akan melawan tim-tim yang sudah dibentuk bertahun-tahun. Meski begitu, kita akan tetap mendoakan untuk meraih hasil terbaik," jelas Azwan Karim, Sekjen PSSI.

"Mengenai AFF, kita jangan melihat jangka pendek. Kami melihat ini sebagai ajang try out untuk pemain. Kita masih ada agenda penting 2018 (Asian Games). Jadi, kami akan membuat pemain memiliki jam terbang yang banyak untuk bisa juara pada 2018," Azwan menambahkan.

Selain hal itu, Azwan juga bicara mengenai dana yang diminta PSSI untuk membiayai program timnas Indonesia. Sejak sanksi FIFA dicabut, PSSI memang berharap pemerintah juga ikut terlibat dalam pembentukan timnas, khususnya pada persoalan dana.

Sebelumnya, Komisi X DPR RI juga sudah mendesak Menpora Imam Nahrawi mengucurkan dana untuk membantu timnas. Namun, Imam mengaku belum menerima permintaan resmi dari PSSI.

"Masih akan dilakukan komunikasi. Pak Hinca Pandjaitan (pelaksana tugas Ketua Umum PSSI) juga sudah menghubungi Menpora dan mengirimkan surat kepada tiga pihak, yakni Kemenpora, Mensesneg, dan presiden untuk mendapatkan arahan atau waktu agar bisa berkomunasi mengenai hal-hal itu," tutur Azwan.