Liputan6.com, Paris - Masalah besar akan dihadapi Prancis sebagai tuan rumah Piala Eropa 2016. Kick off tinggal menghitung hari, serikat buruh di Prancis justru berniat melakukan aksi mogok untuk mengganggu sarana transportasi publik selama turnamen bergulir.
Pesta sepak bola terbesar empat tahunan di Eropa akan segera bergulir. Prancis mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah. Turnamen akan dibuka dengan pertarungan antara Prancis dan Rumania di Stade deFrance, 10 Juni 2016.
Baca Juga
- Jika Latih Timnas Indonesia, Ini Target RD di Piala AFF 2016
- 5 Pemain Bintang Ini Absen di Piala Eropa
- Menanti Amukan Marquez di MotoGP Catalunya
Segala persiapan sudah dilakukan Prancis untuk menyambut event tersebut. Mulai dari renovasi stadion, pembenahan sarana transportasi, dan perhotelan. Sayang, perhelatan kali ini tampaknya tak mendapat restu dari masyarakat Prancis.
Buktinya, serikat buruh Force Ouvriere berencana menggelar aksi mogok dan boikot. Tujuan mereka adalah membatalkan reformasi undang-undang mengenai perburuhan. Menanggapi hal tersebut, Presiden Prancis, Francois Hollande, sudah menegaskan tak akan memenuhi permintaan mereka.
Alhasil, para buruh pun membuktikan ucapannya dengan menggelar aksi mobok. Aksi mereka membuat persediaan bahan bakar dan jadwal penerbangan ke seluruh negara mengalami penundaan. Bisa dipastikan sektor transportasi akan terkena dampak terbesar dari hal tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Paris pun ikut khawatir dengan aksi para buruh. Sebab, aksi mogok dan demonstrasi kini mulai mengarah kepada aksi kekerasan. Hal itu pun mengancam keselamatan para wisatawan yang sedang dan akan datang ke Paris.
"Aksi-aksi gerilya di Prancis telah merebak ke seluruh dunia, memperkuat rasa takut kesalahpahaman di antara calon wisatawan. Mereka masih trauma pasca serangan teror pada November 2015 yang merenggut 130 nyawa," tulis pernyataan Dinas Pariwisata Paris.
Aksi mereka pun tak akan berhenti sampai di situ. Mereka akan menggelar aksi susulan hingga Piala Eropa 2016 digulir. Target mereka adalah melumpuhkan transportasi yang dikhususnya pada stasiun kereta. Tak hanya itu, sarana transportasi lewat air juga akan dilumpuhkan.
Tentu saja, permasalahan ini harus segera diselesaikan sebelum Piala Eropa 2016 dimulai. Apalagi, mogok nasional bukan satu-satunya ancaman yang harus diwaspadai Prancis. Mereka juga harus fokus mengatasi ancaman ISIS yang kabarnya siap menjadikan Piala Eropa 2016 sebagai target mereka.