Sukses

Alasan-alasan Kenapa Persib Perlu Pertahankan Dejan

Dejan belum mendapat waktu yang cukup menangani Persib dan sejumlah pemain senior tinggalkan Maung Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Dejan Antonic sedang berada dalam posisi sulit setelah Persib Bandung selalu imbang di dua laga terakhir di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo. Alhasil, Maung Bandung saat ini berkutat di papan tengah klasemen.

Tidak sedikit yang mulai meragukan kapasitan Dejan, terutama pendukung Persib, bobotoh. Lalu apakah Bobotoh masih pantas berharap pada tangan dingin pelatih asal Serbia tersebut?

Maung Bandung memulai kompetisi Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo dengan awal yang cukup lambat. Klub yang berstatus sebagai juara Indonesia Super League (ISL) 2014, itu kini berkutat di papan tengah klasemen atau tepatnya di peringkat ke-8 dengan koleksi tujuh poin.

Bagi klub sebesar Persib, papan tengah sesharusnya bukan posisi yang pantas. Meski hingga pekan kelima Persib belum mengalami kekalahan, raihan imbang I Made Wirawan dan kawan-kawan paling banyak ketimbang klub lain.

Persib mengoleksi empat hasil imbang, yakni saat menghadapi Sriwijaya FC (1-1), Pusamania Borneo FC (0-0), Persiba Balikpapan (0-0), dan Madura United (0-0). Adapun kemenangan Persib satu-satunya didapat saat menang 2-0 atas Bali United di Stadion Si Jalak Harupat.

Rasa kecewa dan tidak puas dari para Bobotoh pun mulai santer terdengar. Bahkan, mereka sampai menuntut pelatih asal Serbia itu mundur dari jabatannya.

Menyimak kondisi ini, Liputan6.com coba mengulas berbagai alasan mengapa Bobotoh sebenarnya masih bisa berharap pada Dejan:

2 dari 4 halaman

Dejan Ahli Taktik dan Strategi

Dejan Ahli Taktik dan Strategi

Dejan memang tak bisa lepas dari bayang-bayang Djadjang Nurdjaman yang sukses bersama Persib. Kiprahnya saat bertanding selalu dibanding-bandingkan dengan Djanur.

Maklum, Djanur sukses memberikan dua trofi bergengsi yakni Indonesia Super League 2014 dan juga Piala Presiden 2015. Bedanya, skuat Persib saat masih ditangani Djanur hampir rata-rata diisi pemain senior yang sudah makan asam garam persepakbolaan Indonesia, macam Firman Utina, Muhammad Ridwan, Achmad Jufriyanto, hingga Supardi Nasir.

Berbeda dengan Dejan yang menggunakan pemain tak setenar Persib era-Djanur, dia tetap bisa membawa Pelita Bandung Raya menembus babak semifinal ISL. Saat itu, Kim Jeffrey Kurniawan, David Laly, hingga Hermawan disulap Dejan menjadi pemain kelas wahid.

Kini, saat memutuskan menangani Persib menggantikan Djanur, Dejan juga membawa serta para pemain andalannya itu. Hal tersebut dilakukan pasca-eksodus besar-besaran para pemain senior yang hengkang dari Persib.

Di tangan Dejan, Persib sebenarnya sukses menembus partai final Torabika Bhayangkara Cup, sebelum dikalahkan oleh Arema Cronus di Stadion Gelora Bung Karno. Catatan ini bisa dibilang sangat positif meski para Bobotoh tetap kecewa dengan kekalahan dari Arema.

Jika dikaitkan dengan performa kurang baik di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, Dejan memang tampak masih membutuhkan waktu untuk menemukan komposisi terbaiknya. Itu terlihat dari beberapa laga dia masih membongkar pasang pemain starter.

Namun, bukan tidak mungkin jika Bobotoh bersabar, mereka kemungkinan bakal melihat Persib kembali ke jalur kemenangan. Sebab, materi pemain yang dimiliki Dejan saat ini lebih baik ketimbang saat dia membawa PBR lolos empat besar ISL 2014.

3 dari 4 halaman

Butuh Waktu

Butuh Waktu

Dejan resmi diperkenalkan sebagai arsitek tim Persib Bandung pada Rabu (20/1/2016). Dia mendapatkan kontrak berdurasi satu tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Itu berarti baru enam bulan Dejan menjadi pelatih kepala Persib Bandung. Waktu yang sangat singkat mengingat persiapan tim juga mepet jelang gelaran kompetisi Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.

Kondisi ini yang seharusnya, sebab, ketika Djanur membawa Persib berjaya, dia juga sempat menghadapi pasang surut performa. Djanur sendiri melatih Persib sejak 2012.

Jika melihat statistik, apa yang dicapai Djanur pada musim pertamanya membesut Persib juga tak terlalu istimewa ketimbang Dejan.

Tercatat pada ISL 2013 silam, Djanur hanya mencicipi satu kemenangan dari empat laga yang sisanya berakhir imbang. Kala itu Persib berhadapan dengan Persidafon (0-0), Persiram (2-2), Persiwa (4-2) dan Persipura (1-1).

Namun, berkat kesabaran berbagai pihak, Djanur akhirnya berhasil sukses membawa Tim Pangeran Biru menyabet gelar ISL 2014. Oleh sebab itu, bobotoh mungkin perlu memberikan waktu bagi Dejan untuk bekerja keras membangun Persib kembali ke jalur kemenangan di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, seperti dulu Djanur pada 2012.

4 dari 4 halaman

Motivator

Motivator

Dalam dunia sepak bola, kesuksesan sebuah klub tidak hanya tergantung bagaimana strategi dan taktik itu diterapkan dengan baik. Namun, segi mental juga menjadi faktor utama keberhasilan sebuah tim.

Jika berkaca pada sepak bola di dunia, klub-klub besar yang sukses, rata-rata memiliki seorang pelatih sekaligus motivator. Real Madrid contohnya, klub yang berhasil menjuarai Liga Champions ini memiliki Zinedine Zidane yang tak pernah duduk sepanjang 90 menit pertandingan demi memompa semangat Sergio Ramos dkk.

Lalu ada juga Atletico Madrid yang menjadi finalis Liga Champions 2015-2016, memiliki Diego Simeone yang selalu berkobar-kobar saat bertanding. Sang fenomena tahun ini, Leicester City memiliki Claudio Ranieri yang memotivasi pemainnya dengan cara unik berupa bunyi bel atau yang dikenal dengan 'dilly ding dilly dong'.

Dejan juga sebenarnya tipe pelatih yang juga merangkap sebagai seorang motivator. Dia sangat ekpresif saat memimpin pasukannya bertanding.

Dejan akan terlihat sibuk memberikan perintah dan motivasi agar pemainnya tetap bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat bertanding. Bahkan, Dejan akan sangat marah jika menilai Persib telah dirugikan oleh wasit atau siapa pun.

Penulis: Yosef Deny Pamungkas