Sukses

Penghargaan Atlet, Bukti Perhatian Presiden kepada Olahraga

Jumlah bonus atlet difabel disetarakan dengan atlet normal.

Liputan6.com, Jakarta Menpora Imam Nahrawi memberikan penghargaan berupa bonus dan jaminan hari tua kepada pelaku olahraga yang mengukir prestasi di tingkat internasional. Menurut Menpora, itu adalah bukti dari perhatian Presiden RI Joko Widodo kepada olahraga Indonesia.

Para pelaku olahraga yang sudah menuai prestasi dan mengharumkan nama Indonesia mendapat kehormatan dari Kemenpora. Kemenpora memberikan bonus bagi olahragawan, pelatih, asisten pelatih, yang mempersembahkan medali pada ajang ASEAN Para Games ke-8 2015 di Singapura.

Baca Juga

  • Pemain Ini Tuding MU dan Madrid Hambat Kariernya
  • Piala Eropa: Antara Profesionalitas dan Kewajiban Berpuasa
  • 5 Kiper Terbaik Eropa Musim 2015/2016

Tak hanya itu, pemberian jaminan hari tua juga dilakukan Kemenpora kepada olahragawan peraih medali Olimpiade dan Paralimpiade. Acara pemberian bonus itu dilakukan di Puri Agung Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (6/2/2016). Menurut Menpora, ia hanya menjalankan apa yang diamanatkan Presiden Jokowi.

"Penghargaan buat para atlet saat ini adalah bukti bahwa presiden benar-benar memberikan perhatian kepada olahraga. Beliau menyatakan, siapa pun atlet yang mengharumkan nama Indonesia, maka pemerintah harus memberikan perhatian. Kita memulai sebuah tradisi yang baru. Kita ingin memperlihatkan perhatian pemerintah kepada olahraga," kata Menpora saat memberikan sambutan.

Dalam penghargaan kali ini, pemerintah tak membeda-bedakan atlet normal dan atlet difabel. Mereka menerima bonus dengan jumlah yang sama tergantung pada medali tertinggi yang mereka sumbangkan. Bonus tertinggi bagi para atlet peraih emas pun mencapai Rp 200 juta. Nantinya, semua bonus akan langsung ditransfer ke rekeking masing-masing.

"Ini adalah sebuah sejarah baru yang harus kita dukung bersama. Terima kasih kepada para atlet yang sudah berjuang demi Indonesia. Bagi yang belum menerima, kami minta untuk bersabar. Sampai saat ini, kami akan terus memperjuangkan kesejahteraan atlet yang berprestasi," tutur Imam.

2 dari 2 halaman

2

Dari banyak peserta, terdapat beberapa legenda bulutangkis yang ikut menghadiri acara tersebut. Sebut saja Alan Budikusuma, Markis Kido, Maria Kristin, dan Candra Wijaya. Mereka pun berterima kasih karena akhirnya pemerintah menunjukkan kepeduliannya kepada olahraga nasional.

"Kami dari perwakilan bulutangkis berterima kasih kepada Menpora. Penghargaan ini akan memberikan suntikan motivasi rekan-rekan lain yang akan berlaga di Olimpiade. Ini juga bisa menjadi bukti bahwa menjadi seorang atlet bisa memiliki masa depan yang baik. Saya yakin Indonesia memiliki potensi luar biasa di bidang olahraga," ujar Alan.

Komentar serupa juga diungkapkan Atmaji Priambodo. Ia adalah atlet difabel yang sukses menyumbangkan perak pada cabor angkat berat di kelas 107 kg ASEAN Para Games 2015. Ia mengaku bahagia karena atlet difabel mulai disetarakan dengan atlet normal dalam hal pemberian bonus.

Atmaji Priambodo (kiri), atlet penyumbang perak cabor angkat berat kelas 107 kg pada ASEAN Para Games 2015. (Liputan6.com/Ahmad Fawwaz Usman)

"Ini benar-benar langkah yang sangat bagus. Sebab, tak ada lagi perbedaan antara atlet normal dan difabel. Kalau dulu kan ada perbedaan yang sangat mencolok. Tentu, bonus ini akan membuat saya makin bersemangat mengukir prestasi yang lebih baik," ujar Atmaji kepada Liputan6.com.

Data Penerima Bonus:


1. Bonus
Sasaran: Bagi olahragawan, pelatih, dan asisten pelatih peraih medali pada ajang ASEAN Para Games ke-8 2015 di Singapura (137 orang).

Atlet
Perorangan/ganda
Emas: Rp 200 juta
Perak: Rp 80 juta
Perunggu: Rp 40 juta

Beregu/Tim/Kelompok
Emas: Rp 100 juta
Perak: Rp 40 juta
Perunggu: Rp 20 juta

Pelatih
Emas: Rp 60 juta
Perak: Rp 40 juta
Perunggu: Rp 20 juta

Asisten pelatih
Emas: Rp 30 juta
Perak: 20 juta
Perunggu: Rp 10 juta

2. Jaminan Hari Tua
Sasaran: Olahragawan peraih medali Olimpiade/Paralimpiade (37 orang).

Emas: Rp 240 juta
Perak: Rp 180 juta
Perunggu: Rp 120 juta

Catatan: Setiap penerima penghargaan berupa jaminan hari tua hanya diberikan satu penghargaan dari medali tertinggi