Liputan6.com, Jakarta - Saat Prancis ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016, ada harapan Prancis bisa juara. Rakyat Prancis berharap, tim nasional mereka bisa sukses seperti saat menggelar Piala Dunia 1998.
Bukan semata faktor tuan rumah, rakyat Prancis melihat ada kemiripan komposisi skuat Prancis saat ini dengan skuat yang berhasil menggondol trofi Piala Dunia di tahun 1998.
Baca Juga
- 3 Bintang Chelsea Ini Mungkin Ikut Mourinho ke MU
- Terungkap Penyebab Tewasnya Luis Salom di Catalunya
- Wonderkid Portugal Minta MU Bersabar
Ya, skuat Prancis saat ini mirip dengan skuat 1998 lantaran diisi kombinasi pemain muda dan pemain senior. Hal ini tak terlepas dari andil pelatih Prancis, Didier Deschamps, yang juga merupakan kapten tim nasional saat Prancis sukses juara dunia 1998.
Di sektor kiper, ketangguhan Fabian Barthez bereinkarnasi dalam sosok Hugo Lloris. Kiper Tottenham Hotspur ini selalu menjadi andalan Prancis di bawah mistar gawang. Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya Lloris sebagai kapten tim.
Beranjak ke lini belakang, jika pada 1998, Prancis punya Marcel Desaiily, kini Le Bleus bisa mengandalkan Laurent Koscielny. Bek Arsenal itu terus menjadi andalan Deschamps di beberapa laga ujicoba.
Setelah pensiunnya Zinedine Zidane, Prancis seperti kehilangan jenderal di lini tengah. Tapi kini, peran krusial itu diemban oleh pemain muda Juventus, Paul Pogba. Pogba menjelma menjadi kreator serangan di lini tengah Prancis dengan skil aduhai miliknya.
Peran krusial Pogba dibantu oleh dua gelandang pekerja, Blaise Matuidi dan N'golo Kante. Sama seperti pendahulunya, Emmanuele Petit dan Deschamps, Matuidi dan Kante berperan sebagai perusak ritme serangan lawan dengan permainan enerjik mereka.
Bagaimana dengan sektor depan? Anthony Martial yang sebelumnya diragukan bersama Manchester United tiba-tiba menjelma menjadi andalan. Bahkan, pemain berusia 20 tahun itu dianggap sebagai titisan Thierry Henry lantaran gaya permainannya yang mirip dengan legenda Arsenal tersebut.
Deja Vu
Bukan hanya faktor skuat dan tuan rumah, yang membuat tim nasional Prancis 2016 mirip dengan tim nasional Prancis 1998 adalah isu yang rasial yang menyertai mereka.
Pada 1998, tim nasional Prancis yang saat itu dilatih Aime Jacquet juga diserang isu rasial. Bahkan, tim tersebut sempat mendapat label Black, Blanc, Beur (Hitam, Putih, Arab). Hal itu karena tim nasional Prancis diisi oleh para pemain multietnis.
Hal serupa kini terjadi juga di tim nasional Prancis 2016. Sebelum Piala Eropa dimulai, Deschamps mencoret Karim Benzema dan Hatem Ben Arfa dari tim. Konon kabarnya, pencoretan itu dilatarbelakangi isu rasial lantaran Benzema dan Arfa bukan murni orang Prancis.
Deja vu, adalah sebuah kata dalam bahasa Prancis yang biasa digunakan untuk menyebut kejadian yang sepertinya pernah terjadi. Deja vu itu kini terjadi di tim nasional Prancis.
Hal-hal yang ada pada tim nasional Prancis 1998 sudah terbukti kembali ada di tim nasional Prancis 2016. Kini, tinggal satu hal lagi yang harus dibuat untuk melengkapi Deja vu tersebut: menjadi juara Piala Eropa 2016.
Advertisement