Liputan6.com, Jakarta - Ada selintasan masa saya sangat setia pada handphone Sony Ericsson P910i. Sejak dipakai tahun 2004, ponsel itu terus menemani sampai dua tahun lalu – alias 10 tahun!
Jangan tanya bentuknya... layar penuh goresan karena berkali-kali jatuh, flip keyboard tak berfungsi karena getas, ukuran terbilang memalukan bersanding dengan smartphone generasi terbaru.
Istri saya, waktu itu masih berstatus pacar, sampai malu tiap kali ponsel itu diletakkan di meja atau digunakan. Alasan rasional saya, toh masih baik untuk bertukar teks pun suara. Tapi, diam-diam terselip sebab irasional karena banyak peristiwa dan kenangan penting saya lewati bersamanya.
Baca Juga
- Ritual Potong Rambut Kunci Spanyol Juara Piala Eropa?
- Diduga Terlibat Pelecehan Seksual, De Gea: Itu Bohong
- Tekuk Ukraina, Jerman Raih Kemenangan Perdana
Kenangan, masa lalu – apalagi yang membekas indah – memang luar biasa sulit dilupakan, apalagi dilepaskan. Sebab utama yang menyebabkan susah move on. Berkeras selama mungkin mendekapnya, tanpa sadar lantas berjarak dengan realita.
It’s too hard to say goodbye to yesterday
Boyz II Men
David De Gea pantas diberi predikat salah satu kiper terbaik dunia. Tiga musim berturut-turut menjadi pemain terbaik Manchester United, dan dua musim terakhir masuk skuad terbaik Liga Inggris versi asosiasi pemain profesional FA. Garansi posisi utama di timnas negerinya, Spanyol.
Tapi, Vicente del Bosque justru masih ragu menjawab siapa kiper utamanya, “Saya akan menentukannya sebelum laga melawan Republik Ceko. Casillas dan De Gea punya peluang yang sama.”
What? Iker Casillas? Yes, he is: San Iker!
Dua tahun lalu, bermodal 2 kali tampil di Real Madrid sepanjang musim, Casillas tetap dipilih mengawal gawang Spanyol di Brazil 2014. Ketika tugas itu gagal dijalankan, dia masih tampil 10 kali sebagai kiper utama; berbanding 8 kali milik De Gea. Kini, dengan penampilan tak terlalu meyakinkan di Porto, peluangnya masih besar. Bahkan ketika dia mengakui kualitas De Gea.
“Saya hampir 35, sedangkan De Gea masih 25 tahun,” kata Casillas mencoba merefleksi situasinya. “Dunia sedang berada di dalam genggamannya dan masih punya banyak waktu di depan. Dia bukan hanya masa depan spanyol, tetapi sudah menjadi pesaing utama saya. Semua tergantung pelatih.”
Del Bosque jelas masih berat meninggalkan kiper senior yang mencatat 101 clean sheet dalam 166 penampilannya itu. Kiper yang sangat berjasa memberi Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010. Kiper yang baru kebobolan 5 kali dari 14 partai yang dilakoninya di Piala Eropa. Ikon Spanyol yang masih aktif bermain dan menunjukkan penyelamatan spektakuler ketika diberi kepercayaan.
Pelatih La Roja yang satu ini memang dikenal loyal pada pemain andalannya dan sangat menjaga keharmonisan tim. Itulah sebabnya dia menunda rencana Xavi Hernandez pensiun agar bisa tampil di Brazil 2014, memaksakan Diego Costa main meski tidak dalam kondisi fit, pun tetap memilih Casillas sebagai kapten tim meski saat itu Pepe Reina lebih bagus performanya.
Dualisme Casillas vs De Gea – yang belakangan terganggu tuduhan kasus pelecehan seksual; lebih dari sekadar kebimbangan Del Bosque. Prancis 2016 adalah masa transisi antara mempertahankan kejayaan masa lalu dan membentuk masa depan. Sedang terjadi evolusi – yang sayangnya belum tuntas – baik dalam hal gaya bermain, taktik maupun komposisi pemain.
Siapa yang berdiri di bawah mistar gawang Spanyol saat menjalani debut melawan Rep Ceko akan memberikan sinyal ke arah mana pilihan Del Bosque: mempertahankan supremasi masa lalu atau mempercepat pencarian eksistensi masa kini...
Atau seperti Sony Ericsson jadul saya yang masih tetap eksis sampai hari ini, meski sekadar menjadi mainan Pho saat berimajinasi menelepon Oma-Opanya...
[@angrydebritto, 13/06/2016, Gazebo Verdant Ville]
Advertisement