Liputan6.com, Massachusetts - Timnas Brasil harus angkat koper dari Copa Amerika 2016 dengan cara yang menyakitkan. Butuh hasil imbang untuk melaju ke fase knock out, pasukan Carlos Dunga justru menelan kekalahan menyakitkan 0-1 melawa Peru, Senin (13/6/2016).
Pelatih Timnas Brasil, Carlos Dunga, sangat kecewa dengan hasil ini. Terlebih satu-satunya gol yang tercipta pada laga pamungkas Grup B tersebut lahir lewat tangan pemain Peru, Raul Ruidiaz pada menit ke-75 alias berbau handsball.
Baca Juga
Advertisement
- 5 Fakta Menarik Jerman Bungkam Ukraina
- Aksi Menjijikkan Pelatih Jerman di Euro 2016 Tertangkap Kamera
- Lewat Gol Kontroversial, Peru Singkirkan Brasil
Dunga menyalahkan wasit Andres Cunha atas kekalahan ini. "Semua orang melihat apa yang terjadi. Kita tidak bias melihat apa yang semua orang lihat," tutur Dunga dilansir dari Soccerway.
Petaka menghampiri Brasil saat laga memasuki menit ke-75. Andy Polo yang menusuk dari sisi kanan berhasil menerobos kotak penalti lawan sebelum memberi umpan ke depan gawang Alisson. Bola berhasil disambar Ruidiaz dan bersarang di gawang Brasil. Namun melihat tayangan ulang, jelas terlihat bola lebih dulu mengenai tangan pemain berusia 26 tahun itu.
Insiden ini tentu saja menuai protes pemain Brasil. Wasit lalu berdiskusi dengan hakim garis, tapi tidak menganulir gol itu.
"Saya tak mengerti kenapa mereka menghabiskan waktu empat menit untuk berbicara dengan wasit dan asistennya lalu tak menyelesaikan apa-apa," kata pelatih 52 tahun tersebut kecewa.
Peru melaju ke delapan besar Copa America bersama Ekuador sebagai runner-up grup B. Kegagalan Brasil lolos dari fase grup ini juga mengulang pencapaian buruk Seleccao pada Copa America tahun 1987.
"Brasil tersingkir bukan karena bermain bola," ujar Dunga.