Liputan6.com, Malang - Arema Cronus layak berterima kasih kepada penyerang Sunarto. Berkat gol tunggalnya, Singo Edan mampu menang 1-0 di kandang PSM Makassar, Minggu (12/6). Hebatnya, Sunarto tampil sebagai pengganti dan baru berada di lapangan belum genap semenit.
Baca Juga
- Aksi Menjijikkan Pelatih Jerman di Euro 2016 Tertangkap Kamera
- Stoner Bicara Persaingan Juara MotoGP Musim 2016
- Kelemahan Rossi di Mata Pedrosa
Itu menjadi gol kedua Sunarto di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo bersama Singo Edan. Gol pertama dia cetak saat Arema menang 3-0 atas Bhayangkara Surabaya United. Saat itu, dia mencetak gol juga sebagai pemain pengganti. Sunarto dimainkan pada menit ke-33 dan mencetak gol pada menit ke-50.
Bagi Sunarto, mencetak gol ketika sebagai pemain pengganti bukan hal yang asing. Selama ini dia kerap melakukannya bersama Singo Edan. Baik di ISL maupun sejumlah turnamen yang digelar untuk mengisi kekosongan kompetisi, Sunarto beberapa kali menjebol gawang lawan dari bangku cadangan.
Berdasarkan itu, sebutan Supersub lantas melekat di diri pemain kelahiran 18 Mei 1990 tersebut. Sunarto sendiri merupakan pemain asli didikan Akademi Arema. Dia lantas memperkuat Arema senior mulai 2009 dan sampai sekarang masih bertahan. Meski begitu, Sunarto lebih banyak berperan sebagai pemain pengganti.
Toh, hal itu tak mengurangi kemampuannya dalam mencetak gol. Setiap tampil, dia selalu bermain dengan kemampuan terbaiknya dan selalu berusaha untuk mencetak gol. Dedikasinya untuk Arema benar-benar luar biasa.
Gol-gol Sunarto oun bukan sembarangan lantaran kerap membawa Singo Edan meraih poin maksimal. Itu dilakukan baik sebagai pengganti maupun ketika dimainkan sejak menit pertama.
Lantaran kerap mencetak gol penentu, Sunarto pun mendapat julukan Joker. Bahkan, dia juga disemati panggilan Sunartorres lantaran kemampuannya dalam mencetak gol seperti striker yang sekarang merumput bersama Atletico Madrid, Fernando Torres.
Dua julukan tersebut memang melekat di diri Sunarto sebab selalu menjadi penentu saat Singo Edan mengalami kebuntuan. Hanya saja, Sunarto berusaha untuk rendah hati. Dia merasa julukan itu terlalu berlebihan meski dia tak melarang Aremania untuk memanggil dirinya dengan julukan tersebut. Pastinya, dia hanya ingin menjadi diri sendiri yakni Sunarto.
(Indra Eka Setiawan)
Advertisement