Menpora Nantikan Kejutan Indonesia di Olimpiade 2016

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi resmi mengukuhkan kontingen Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Imam berharap, Indonesia bisa menuliskan sejarah baru di multi-event empat tahunan yang berlangsung di Brasil.

Menpora mengukuhkan 25 atlet yang tersebar di tujuh cabang olahraga, yaitu atletik (1 atlet), angkat besi (7 atlet), balap sepeda (1 atlet), bulutangkis (10 atlet), dayung (2 atlet), panahan (4 atlet), dan renang. Jumlah atlet berpotensi bertambah dari cabang voli pantai, atletik dan renang. 

Ketiga cabang itu masing-masing masih memiliki turnamen sebagai syarat mengikuti Olimpiade. Sejauh ini, jumlah atlet Olimpiade 2016 sudah melampaui atlet Olimpiade 2012 lalu. Dua tahun lalu, Indonesia mengirimkan 23 atlet.

Acara pengukuhan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2016 dibuka secara simbolis oleh Menpora dan Chief de Mission (CdM) Raja Sapta Oktohari di Kantor Kemenpora, Selasa, (21/6/2016). 

Kontingen Olimpiade Indonesia rencanya bakal dilepas Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (22/6/2016). Menpora, Imam Nahrawi berharap para atlet bisa membuat kejuatan selain mencetak sejarah baru "Semoga nanti akan ada sejarah dan kejutan yang tercipta," kata Imam.

Meski demikian, Politisi dari Partai Kebangkitan bangsa ini meminta agar atlet bisa tampil lepas dan tidak perlu mendapat tekanan berlebihan. "Pemerintah tentu punya target tetapi itu jangan sampai terlalu dibebani, karena paling penting adalah melawan diri sendiri."

Sejak 1992, Indonesia memiliki tradisi meraih medali emas dari cabang bulutangkis. Namun catatan itu terputus pada Olimpiade London 2012. Dua tahun lalu Indonesia mendapat medali perak atas nama Triyatno dan dan Eko Yuli Irawan yang meraih perunggu. Dua medali tersebut datang dari cabang angkat besi.

Sepanjang sejarah di Olimpiade, Indonesia meraih 6 emas, 10 perak, dan 11 perunggu. Medali pertama Indonesia dipersembahkan oleh trio pemanah Lilies Handayani, Nurfitriyana dan Kusuma Wardhani di Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.