Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi menjanjikan tunjangan besar bagi para atlet yang ikut serta dalam Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tunjangan itu hanya diberikan bila mereka mendapat medali.
"(Yang meraih) Medali emas mendapatkan tunjangan per bulan Rp20 juta, perak Rp15 juta, perunggu Rp10 juta. Seumur hidup. Tentu ini adalah sejarah, jaminan, sekaligus memungkinkan bagi semua atlet, ayo menjadi juara," papar Imam, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Baca Juga
- Ukir Sejarah, Wales Siap Ciptakan Kejutan di Euro 2016
- Jokowi Menanti Medali ke-28 dari Atlet Olimpiade Indonesia
- 3 Pemain Masuk Daftar Belanja Ryan Giggs
Imam menjelaskan, tunjangan itu baru berhenti, bila sang atlet telah wafat dan tidak bisa diturunkan pada keluarganya. Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, jumlah uang yang dikeluarkan demi tunjangan atlet tidak terlalu banyak.
"Ternyata setelah kami hitung untuk peraih medali olimpiade sejak 1988 sampai sekarang, itu hanya Rp 6 miliar per tahun. Sedikit. Tidak sebanding dibandingkan perjuangan dan pengorbanan mereka," ucap Imam.‎
Medali Tetap Nomor Satu
Terkait dengan tunjangan besar, pebulutangkis Hendra Setiawan menilai dirinya hanya fokus untuk mendapat medali. Soal tunjangan bukan motivasi utama para atlet bertanding.
"Pasti ada motivasi lebih (dengan tunjangan besar), cuma motivasi utama kita ya dapat emas dan itu kan sudah, istilahnya masuk sejarah ya. Kan enggak semua orang bisa juara," jelas Hendra.
Soal persiapan bertanding, Hendra menuturkan masih memiliki waktu 1 bulan untuk berlatih dengan tekun. Ia mengatakan akan fokus melatih fisik dan baru melatih teknik jelang pertandingan.
"Target pasti ya emas. Menurut saya semua berat. Dalam olimpiade apa pun bisa terjadi. Jadi ya, intinya kita harus siap dari awal," tutur Hendra.
Advertisement