Liputan6.com, Bordeaux - Adu kualitas penjaga gawang bakal tersaji dalam partai Jerman melawan Italia pada Minggu (3/7/2016) dinihari nanti dalam babak perempat final Piala Eropa 2016. Publik di Stade Matmut-Atlantique, Bordeaux akan melihat penampilan dua kiper top dunia, Manuel Neuer dan Gianluigi Buffon.
Hingga babak 16 besar turnamen, Neuer masih menjaga rekor clean sheet alias tak kebobolan untuk Jerman. Dari kubu lawan, juara Piala Dunia 2006 Gianluigi Buffon akan mengawal rekan-rekannya dari belakang.
Baca Juga
- 'Ivan Rakitic' PBFC Kagumi Toleransi Beragama di Indonesia
- Adu Seksi WAGs Jerman Vs Italia, Siapa Paling Menggoda?
- Fakta Menarik Jerman Vs Italia di 8 Besar Piala Eropa
Neuer dikenal sebagai 'sweeper-keeper', karena gaya bermainnya yang unik dalam mengamankan area kotak kotak penalti dan kecepatannya membaca arah bola dengan akurat.
Beda generasi, Buffon pun mengakui kehebatan calon lawannya tersebut. "Ini bakalan menyudutkan kalau membandingkannya dengan kiper 38 tahun. Tampaknya wajar kalau saya menjawabnya: dalam empat atau lima tahun terakhir dia telah menunjukkan dirinya sebagai kiper yang luar biasa dalam setiap aspek," kata Buffon kepada ESPN.
Berbakat Sejak Kecil
Neuer memenangkan Piala Dunia 2014 bersama Jerman dan mendapatkan trofi Golden Glove sebagai kiper terbaik. Kariernya makin gemilang usai menjadi kandidat peraih FIFA Ballon d'Or bersama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Sayang, pemain 30 tahun itu hanya menempati peringkat ketiga.
Sejak 2013, Neuer dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Dunia tiga kali berturut-turut versi IFFHS (Federasi Internasional Sejarah dan Statistik Sepakbola). Gelar tersebut pernah disematkan Buffon empat kali.
Bakatnya sebagai penjaga gawang ternyata telah dibentuk sejak kecil. Hal ini dibuktikan dengan sebuah tayangan di televisi lokal Jerman yang memperlihatkan Neuer sekitar 20 tahun lalu bermain di Sekolah Sepak Bola Schalke 04.
Usianya kira-kira masih 5-6 tahun, saat menjaga gawang timnya. Pemain lawan yang membobol jala Neuer mungkin tak menyangka orang yang di hadapannya bakal jadi pemain hebat kelas dunia.
Ketika itu Neuer bahkan memperlihatkan sikap pecundang. Dia menangis keras setelah kebobolan, apalagi tembakan penyerang lawan mengenai boneka Teddy Bear berseragam Schalke di pojok dalam gawang.
Untungnya, pelatih Neuer tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikan tangisan anak didiknya. Neuer yang ogah melanjutkan permainan, diberi waktu untuk menenangkan diri dengan menyuruh sang anak mengambil boneka kesayangannya.
Advertisement