Liputan6.com, Nyon - UEFA tidak mau kerusuhan kembali mewarnai semua turnamen yang digelar pada masa mendatang. Itu sebabnya Asosiasi Sepak Bola Eropa tersebut menggelar rapat dadakan untuk mengambil langkah antisipatif.
Penyelenggaraan Piala Eropa 2016 di Prancis tidak berjalan begitu mulus. Beberapa kerusuhan sempat terjadi baik di dalam maupun luar stadion.
Baca Juga
- Selangkah Lagi MU Gaet Wonderkid Meksiko
- Agen Pogba: Saya Menerima Dua Ribu Tawaran Untuknya
- Messi Pensiun, Ratusan Warga Argentina Turun ke Jalan
Langkah pencegahan yang dilakukan oleh kepolisian setempat dinilai belum maksimal. Bahkan Pemerintah Prancis akhirnya mengizinkan pihak keamanan luar negeri untuk ikut menjaga suasana.
"Seharusnya seluruh anggota UEFA saling berbagi informasi untuk mencegah kerusuhan. Faktanya hingga sekarang langkah itu belum maksimal, itu sebabnya kami menggelar rapat ini," ujar Michael van Praag, Kepala Komite Media dan Stadion UEFA seperti dilansir Mirror.
"Saya pikir jika langkah menukar informasi antara pemerintah dan kepolisian negara satu dengan yang lain berjalan baik, maka kerusuhan itu bisa dicegah," katanya menegaskan.
Sejauh ini sudah 14 negara UEFA yang setuju menandatangani perjanjian ini. Termasuk Rusia yang suporternya menjadi sorotan ketika kerusuhan Piala Eropa 2016.
"Sebenarnya persiapan yang dilakukan penyelenggara setempat sudah maksimal. Tidak mungkin kita tiba-tiba meminta mereka memindah venue sesaat sebelum laga," ujar van Praag.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini...
Advertisement