Liputan6.com, Jakarta - Klub-klub yang berlaga di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo 2016 memang jarang mengandalkan duet penyerang karena mereka kebanyakan menggunakan formasi 4-3-3 dan 4-2-3-1. Meski begitu, bukan berarti tak tercipta duet terhebat. Itu bisa dilihat dari kontribusi dua sosok di lini depan yang paling mencolok. Pasti itu bisa diketahui dari jumlah gol dari kedua pemain penyerang tersebut.
Dari 18 peserta TSC 2016, duet Mitra Kukar yakni Marlon da Silva dan Alan Leandro layak dinobatkan sebagai duet tersubur. Maklum saja, keduanya sama-sama mengemas 4 gol yang berarti total mengoleksi 8 gol. Mitra Kukar sendiri mencetak 13 gol, dan 8 di antaranya dihasilkan duet Marlon-Alan atau berperan dalam 61,5 persen dari total gol.
Meski tak selalu menerapkan formasi 2 penyerang, kolabirasi Marlon dan Alan tetap memukau. Dalam formasi 4-2-3-1, Marlon kerap berada di belakang Alan meski sejatinya adalah striker murni. Toh, strategi tersebut berjalan efektif. Tak hanya sama-sama memberikan peluang, keduanya juga memiliki insting gol yang tajam.
Baca Juga
- Ibrahimovic: Saya Tidak Level Main di Liga Prancis
- Stoner Kembali ke MotoGP Bulan Ini?
- Mourinho Segera Perpanjang Kontrak Maskot MU
Di urutan kedua ada duo penyerang Persiba Balikpapan yakni Shoheu Matsunaga dan Heri Susanto. Kolaborasi asing dan lokal ini sungguh fenomena unik. Sebanyak 7 gol sudah dikoleksi oleh keduanya dengan perincian Matsunaga 5 gol dan Heri 2 gol. Persiba yang menerapkan pola 4-3-3 telah mengoleksi 10 gol. Artinya, kolaborasi Matsunaga-Heri berperan dalam 70 persen total gol Beruang Madu.
Sementara itu, kolaborasi Pablo Rodrigues dan Engelberd Sani di Madura United juga laik berada di deretan duet penyerang tertajam. Keduanya total mengemas 7 gol. Tapi, Pablo bisa dibilang bekerja sendiri karena telah mencetak 6 gol. Sedangkan Engelberd baru mengemas 1 gol. Kendati begitu, peran Engelberd cukup penting dalam hal mengkreasi peluang dan memberikan umpan terukur.
Menariknya, top skorer TSC hingga saat ini yakni Luiz Junior yang mengemas 10 gol tak bisa dijadikan sebagai duet penyerang tertajam. Maklum saja, Barito yang menggunakan formasi 4-2-3-1 membuat Junior bekerja sendirian. Dia kerap mendapat kesempatan mencetak gol dari umpan-umpan silang di kedua sisi sayap.
Selain itu, Junior adala tipe pemain yang mencari bola. Dia kerap mengambil bola dari bawah untuk kemudian melakukan penetrasi seorang diri mengandalkan kemampun olah bola khas Brasil. Berdasarkan itulah, Junior tak masuk dalam kategori duet tersubur karena rekannya tak mampu mengimbanginya. Dia dikatakan sebagai penyerang bersolo karier.
Kolaborasi asing dan lokal juga tercipta di Semen Padang. Pelakonnya dalah Marcel Silva dan Nur Iskandar. Keduanya telah total mengumpulkan 6 gol dengan perincian Marcel 4 gol dan Nur Iskandar 2 gol. Keduanya pun kerap ditampilkan secara bersama-sama.
Duet Penyerang Tersubur TSC
Advertisement
Mitra Kukar
Marlon da Silva 4 gol
Alan Leandro 4 gol
Persiba Balikpapan
Shohei Matsunaga 5 gol
Heri Susanto 2 gol
Madura United
Engelberd Sani 1 gol
Pablo Rodrigues 6 gol
Persela     Â
Herman Dzumafo 4 gol
Dendi Sulistyawan 2 gol
Semen Padang
Marcel Silva 4 gol
Nur Iskandar 2 gol
BSU
Rudi Widodo 3 gol
Thiago Furtuoso 2 gol
Persipura
Boaz Solossa 3 gol
Ricky Kayame 2 gol
Arema
Cristian Gonzales 2 gol
Gustavo Giron 2 gol
(I. Eka Setiawan)