Liputan6.com, Milan - Indonesia patut bangga memiliki pembalap berbakat seperti Galang Hendra Pratama. Dalam pertarungan yang dilakukan di VR46 Academy, Galang mampu menjadi yang tercepat di antara pembalap lain.
Galang memang sudah menggeluti dunia balap sejak berusia 7 tahun. Itu karena ia terlahir dari keluarga yang bersinggungan dengan balap motor. Ketika itu, ia melihat kedua orangtuanya, Diki Hestu dan Desi Prasanti, memacu adrenalin di lintasan.
Baca Juga
Meski begitu, Galang tak langsung menjejaki langkah orangtuanya. Ia terlebih dahulu tertarik dengan balapan motorcros. Baru pada usia 10 tahun, pembalap berbendera Yamaha Racing Indonesia itu terjun ke dunia road race dan terus berlanjut hingga saat ini.
Sederet prestasi telah diraih Galang. Mulai dari juara nasional pembula (2013), runner up Asean Cup Race 130 cc 2014, hingga runner up kejuaraan ARRC Buriram Kelas AP250cc pada tahun 2016. Selama dua tahun terakhir ini, Galang berada di bawah bendera Yamaha Racing Indonesia.
Ia pun menjadi salah satu dari lima pembalap Indonesia yang mendapat kesempatan istimewa berguru dengan legenda MotoGP, Valentino Rossi, di VR46 Academy. Hebatnya, ia mampu unjuk gigi saat menjalani program latihan flat-track.
Saat beradu kecepatan dengan para pembalap VR46 Academy di flat-track, Galang memang hanya menempati posisi kesembilan. Namun, ia menjadi yang tercepat ketimbang empat pembalap lain Asia seperti Peerapong Loinbonpeng (Thailand), Kasma Daniel (Malaysia), dan Soichiro Minamimoto (Jepang), dan Imanuel Pratna yang juga dari Indonesia.
Advertisement
"Kalau waktu tercepat sih Peerapong. Galang di sesi I saya menjadi yang tercepat. Namun, ia juga menjadi pemenang saat minirace. Kuncinya adalah fokus dan konsistensi. Rossi menilai semua peserta berbakat dan memiliki kecepatan," kata Kadek Suma, manajer Yamaha yang mendampingi Galang dan Imanuel ke Italia, kepada Liputan6.com.
"Saya menyukai cara mereka balapan. Mereka juga melakoni pertarungan dan saya senang menonton mereka di lintasan, berjuang demi kemenangan dan menjadi yang tercepat di Master Camp," puji Rossi setelah melihat Galang beraksi.
Pantang Puas
Menanggapi hal tersebut, Galang juga mengaku sangat bangga. Bahkan, ia mengaku akan mengembangkan kemampuannya di flat-track. "Ketika saya kembali ke Indonesia nanti, saya akan berusaha untuk menjajal flat-track. Ini pelatihan yang bagus dan saya tak mau berhenti berkembang."
Saat latihan kategori flat-track, para pembalap dibekali dengan Special Engine (SE) Yamaha YZF250. Sesi ini dipandu oleh juara nasional flat track Italia, Marco Belli. Sebelum masuk sirkuit, Belli memberikan pengarahan selama 30 menit. Perbincangan mencakup teknik dan memahami karakter kuda besi.
Latihan flat-track ini dimulai dengan memutar sirkuit yang berbentuk oval dengan ukuran tidak lebih dari 20 meter. Selama sesi ini, diajarkan teknik mendasar zig-zag, sliding, dan memutar dengan tumpuan kaki. Setelah itu langsung dipraktekkan di lintasan yang lebih besar. Ada 6 sesi latihan di mana masing-masing sesi menjalani 6 putaran dan tiap sesi ada review sekaligus istirahat.
Program Master Camp sendiri akan berakhir pada Jumat (8/7/2016). Untuk hari ini, para pembalap akan menjajal kecepatan mereka di sirkuit.
"Jadwal mereka akan sangat sibuk karena kami masih punya dua hari. Mereka akan mendapatkan tantangan di balapan sirkuit. Jadi, saya yakin kami akan memiliki hari lain yang indah," timpal Rossi.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Advertisement