Sukses

Cemerlang di Piala Eropa, Coleman Siap Tinggalkan Wales

Sebelumnya, Coleman tak memiliki pengalaman menukangi tim besar.

Liputan6.com, Jakarta Chris Coleman menjadi otak di balik sukses Wales di Piala Eropa 2016. Namun, pencapaian itu bukan jaminan, sang pelatih bakal tetap bertahan lama di kursi pelatih Wales.

Coleman mengaku akan berhenti menjadi pawang si 'naga' setelah Piala Dunia 2018 atau dua tahun mendatang. Nama Coleman memang berkibar di perhelatan Piala Eropa tahun ini. Pria berusia 46 tahun ini cenderung asing, baik sebagai pemain maupun pelatih

Hampir tidak ada prestasi mencolok yang diukir Coleman. Dia hanya bermain dan melatih tim-tim gurem. Coleman sempat menimba ilmu di Akademi Manchester City. Sayang, kesempatan memperkuat tim-tim besar tidak pernah mampir kepadanya.

Coleman hanya memperkuat tim-tim seperti Swansea City, Crystal Palace, Blackburn Rovers, dan Fulham. Ketika memutuskan menjadi pelatih, Coleman pun hanya berkesempatan menukangi Fulham, Real Sociedad, Coventry City, dan AEL. Baru pada 19 Januari 2012 ia mendapat kepercayaan untuk menukangi Wales. Namun, awal kariernya tidak semulus sesuai rencana.

Chris Coleman

Wales gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 2012. Mereka kalah bersaing dari Inggris dan Montenegro di kualifikasi. Begitu juga saat mereka menjalani kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Eropa. Wales hanya bisa finis di urutan kelima Grup A.

Dua kegagalan itu menjadi bahan pelajaran bagi Coleman dan Wales. Hasilnya, Coleman mampu membawa Wales menciptakan sejarah baru setelah menembus putaran final Piala Eropa 2016. Coleman semakin meroket setelah mengantarkan Wales menembus babak semifinal. 

Keputusan Coleman yang menyatakan akan mundur seusai Piala Dunia 2018 jelas mengejutkan. Meski masih cukup lama, kabar kepergian Coleman jelas menjadi tamparan keras bagi Gareth Bale dkk. Kebetulan, kontrak Coleman memang berakhir pada 30 Juni 2018.

"Saya yakin ini akan menjadi kampanye terakhir saya, terlepas apakah kami lolos atau tidak. Jadi, saya akan memberikan yang terbaik dan berjanji tak akan memikirkan klub lain. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ungkap Coleman seperti dikutip The Sun.

2 dari 2 halaman

Ukir Sejarah Baru

Aksi Wales di Piala Eropa 2016 sudah dimulai sejak kualifikasi. Awalnya, mereka finis di posisi kedua Grup B yang dihuni Belgia, Bosnia-Herzegovina, Israel, Siprus, dan Andorra. Lalu, The Dragons melanjutkan kegemilangan mereka dengan merajai Grup B yang dihuni Inggris, Slovakia, dan Rusia.

Lolos dari fase grup saja sudah menjadi kejutan tersendiri mengingat status mereka sebagai debutan. Hebatnya, Wales tak grogi menghadapi persaingan di babak penyisihan. Mereka sukses mendepak Irlandia Utara di perdelapan final dan Belgia di perempat final.

Penyambutan skuat Wales sepulang dari Piala Eropa 2016. (Reuters)

Sayang, mereka harus mengakui kehebatan Portugal ketika bentrok di semifinal. Wales menyerah 0-2 akibat gol Cristiano Ronaldo dan Nani. Meski gagal, kepulangan skuat ke Wales tetap disambut layaknya tim juara.

"Kami telah menunjukkan bahwa kami adalah tim yang bagus. Apa saja tantangan di depan, kami harus siap menghadapi," kata Coleman mengenai persaingan yang akan tersaji di Grup D kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. Mereka akan bertemu dengan Austria, Georgia, Moldova, Republik Irlandia, dan Serbia.

Video Terkini