Liputan6.com, Jakarta - Indonesia batal menggelar hajatan MotoGP di Indonesia. Kepastian tersebut disampaikan Dorna Sports selaku operator MotoGP melalui keterangan tertulis yang ditujukan kepada Pemerintah melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga.
CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta menilai, progres Indonesia menggelar balapan MotoGP di Indonesia sangat lambat dan belum siap menyelenggarakan balapan dalam kalender MotoGP di tahun depan. Venue lomba, Sirkuit Sentul dinilai belum layak menjadi ajang kebut-kebutan bagi Valentino Rossi dan kawan-kawan.
Advertisement
Baca Juga
"Master plan belum pernah dikirim kepada kami. Sangat tidak mungkin menggelar MotoGP 2017," demikian pernyataan Dorna melalui surat resmi tertanggal 6 Juli 2016 yang ditujukan kepada Menpora Imam Nahrawi.
PT Sarana Sirkuitindo Utama selaku pengelola sirkuit Sentul memang belum menyampaikan master plan kepada Dorna karena tidak ingin mendahului pemerintah."Pemerintah baru memastikan soal penunjukan itu pada 30 Juni melalui surat dari Dorna. Jadi, wajar saja kami belum memiliki master plan untuk Dorna," ujar Irawan Sucahyono, advisor sirkuit Sentul.
Menanggapi keputusan tersebut, Kemenpora tidak pernah menghalangi atau memperlambat penetapan sirkuit Sentul sebagai venue MotoGP 2017, 2018, dan 2019. Menurut keterangan tertulis di situs Kemenpora, PT Sarana Sirkuitindo sudah diakui pemerintah untuk untuk menggelar MotoGP 2017, 2018, dan 2019.
"PT Sarana Sirkuitindo Utama sesungguhnya sudah bisa berkomunikasi lebih intens dengan Dorna Sports. Namun faktanya, PT Sarana Sirkuitindo Utama dalam pengakuannya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan Dorna Sports, karena harus didahului surat dari Kemenpora," bunyi keterangan di situs Kemenpora.
Pemerintah tidak menutupi peluang bila PT Sarana Sirkuitoindo Utama tetap melanjutkan komunikasi dengan Dorna Sports, karena Kemenpora sudah membuka akses kepada Dorna. “Kini tergantung PT Sarana Sirkuitindo Utama kembali menjalin komunikasi intensif dan sedapat mungkin memenuhi permintaan Dorna.”