Liputan6.com, Jayapura - Kamis (21/7), Stadion Mandala punya hajat besar. Sang empunya stadion, Persipura Jayapura, bakal meladeni tamunya, Persib Bandung, dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 pekan ke-11.
Ini jelas menjadi laga besar bagi Mutiara Hitam. Dendam masih menyelimuti setelah mereka kalah di final Indonesia Super League 2014 dari Maung Bandung. Kala itu, Persipura kalah lewat adu penalti setelah dalam waktu normal dan perpanjangan skor sama kuat 2-2.
Baca Juga
Misi balas dendam kini coba dituntaskan oleh Jafri Sastra, pelatih yang menggantikan Osvaldo Lessa. Putusan manajemen Mutiara Hitam menggaet Jafri Sastra sebagai juru racik terbilang tepat. Di tangannya, Mutiara Hitam yang terseok-seok dalam sejumlah turnamen usai ISL 2015 berhenti, mampu bangkit di TSC 2016.
Kehilangan sejumlah pilar seperti Robertino Pugliara membuat Jafri tak kelimpungan. Pelatih yang dikenal gemar mengedepankan talenta muda tersebut mampu membentuk skuat yang tetap kompetitif. Pemain-pemain muda seperti Riky Kayame dan Muhammad Tahir dipolesnya menjadi pilar penting.
Kemampuannya pun sudah terbukti. Persipura yang di awal kompetisi terseo-seok, mampu membuktikan kapasitasnya sebagai tim besar. Hingga pekan ke-10, Mutiara Hitam bertengger di peringkat ke-4 dengan 18 poin. Mereka berselisih 5 angka dari Arema Cronus sebagai pemuncak klasemen.
Advertisement
Sosok di Balik Kebangkitan Persipura
Jafri adalah sosok di balik kebangkitan Persipura. Dia bisa dibilang bukan lagi pelatih kelas dua dan memang layak menangani tim sebesar Mutiara Hitam. Keberhasilannya mengantarkan Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015 menjadi bukti sahih bahwa juru racik asal Sumatera Barat ini memiliki embrio untuk bisa membawa tim yang dilatihnya bisa meraih gelar juara.
Jelang menghadapi Persib, Jafri juga memiliki dendam tersendiri. Saat masih melatih Mitra Kukar, timnya tersingkir di semifinal Piala Presiden 2015 dari Persib. Kala itu, usai menang 1-0 di Tenggarong pada leg pertama, Mitra Kukar kalah 1-3 di Bandung pada leg kedua.
Sebelum menukangi Naga Mekes dan mengantarkannya menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015, Jafri memulai karier kepelatihannya bersama Semen Padang. Dia resmi melatih Semen Padang 2013. Kala itu, dia mampu membawa Kabau Sirah menjuarai IPL 2013. Tak hanya itu, dia juga mampu mengantarkan Semen Padang menembus perempat final Piala AFC 2013.
Saat ISL 2015 hendak digelar, Jafri dilengserkan. Dia kemudian dipinang oleh Mitra Kukar.
Semen Padang memang mampu mengangkat namanya. Kemudian di Mitra Kukar dia menegaskan bukan lagi pelatih kelas dua. Tapi, dia memulai kariernya tidak mudah. Awalnya dia hanyalah pelatih yang beredar di tim-tim lokal Sumatera Barat. Sebelumnya, dia adalah pelatih yang hanya beredar di SSB (Sekolah Sepak Bola).
Advertisement
Profil Jafri Sastra
 Satu-satunya pengalaman merantau kala itu hanya saat melatih Persipro Probolinggo pada 2012. Klub tersebut berlaga di Divisi Utama IPL. Berbekal kerja keras, kerendahan hati, dan selalu belajar, Jafri menjelma menjadi pelatih yang disegani.
Jafri merasa bangga kini bisa melatih Persipura. Meski jauh dari keluarga di Padang, menukangi Mutiara Hitam adalah prestasi tersendiri. Dia mengaku merupakan pengagum Mutiara Hitam sejak lama. Saat kecil, dia acap kali melihat permainan Persipura yang diperkuat bintang-bintan kala itu seperti Timo Kapisa, Johanes Auri, Panus Korwa, dan Mettu Duaramuri.
Menghadapi Persib, Jafri berharap memori indah saat melatih Semen Padang bisa diulangi. Kala itu di ISL 2014, Semen Padang mampu menang dua kali atas Persib baik kandang maupun tandang.
Jafri Sastra
Lahir: Payakumbuh, Sumatera Barat, 23 Mei 1965
Karier pelatih: Persipro Probolinggo (2012), Semen Padang (2013-2014), Mitra Kukar (2015-16), Persipura (@016-...)
Prestasi: Juara IPL 2013 (Semen Padang), Juara Piala Jenderal Sudirman 2015 (Mitra Kukar)
(Penulis: I. Eka Setiawan)