Sukses

Kangen Ribut dengan Wartawan, Maradona Rela Jadi Pelatih Gratisan

Diego Maradona ingin mendapat kesempatan kedua sebagai pelatih timnas Argentina.

Liputan6.com, Jakarta - Legenda hidup sepak bola dunia asal Argentina, Diego Maradona, bersedia menangani timnas negaranya tanpa bayaran alias gratisan. Pemain yang identik dengan gol 'Tangan Tuhan' itu mengaku kangen dengan rutinitas dan ketegangan yang dialami saat menjabat sebagai pelatih. 

Nasib Maradona saat menjabat sebagai pelatih dan pemain sangat jauh berbeda. Sebagai pemain, Maradona boleh dikatakan bergelimang prestasi. Tak hanya bersama klub-klub yang pernah dibelanya, Maradona berperan besar membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986. 

Namun pencapaian ini berbanding terbalik saat Maradona menjabat sebagai pelatih. Sentuhan emas pria berusia 55 tahun itu memudar. Bahkan tak jarang Maradona dipecat di tengah jalan.  

Maradona sebenarnya pernah dipercaya menangani timnas Argentina. Namun hasilnya tak jauh berbeda. Dia dipecat setelah Argentina dibantai Jerman 0-4 di babak kualifikasi Piala Dunia 2010. 

Diego Maradona saat masih memperkuat timnas Argentina

Setelah lama menganggur, Maradona ingin melatih lagi. Seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, dia mengaku kangen dengan suasana bekerja sebagai pelatih. "Kerinduan saya menjadi pelatih kian menjadi-jadi. Saya kangen bekerja dengan pemain dan bertengkar dengan wartawan," katanya.

Kebetulan, saat ini posisi pelatih timnas Argentina juga sedang lowong setelah Gerardo Martino mengundurkan diri usai Copa America 2016. Sejumlah kandidat pengganti sudah bermunculan, termasuk pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone yang juga berasal dari Argentina. 

Meski demikian, Maradona tetap percaya diri. Dia menganggap dirinya layak mendapat kesempatan kedua. Bahkan mantan pemain Napoli itu rela tidak dibayar demi posisi tersebut. 

Diego Simeone masuk jadi kandidat pelatih timnas Argentina.

"Simeone tidak akan bersedia menangani timnas Argentina karena alasan finansial. Bagi saya, uang bukan masalah. Saya bersedia melatih Argentina tanpa dibayar," katanya.

"Banyak orang menganggap saya mahal, bagaimana dengan (Jose) Mourinho? Bagaimana dengan (Carlo) Ancelotti atau Simeone? Saya tidak tahu semahal apa saya bila dibanding mereka."

2 dari 2 halaman

Karier Maradona

Terlepas dari berbagai kontroversi yang mewarnai perjalanan hidupnya, Maradona sangat berjasa bagi Argentina. Dia telah memperkuat Argentina pada empat Piala Dunia (1982-1994).

Maradona juga membuktikan dirinya bukan jago kandang. Setelah tenar di domestik, Maradona merambah sepak bola Eropa. Pada 1982 dia bertolak ke Spanyol dan bergabung dengan Barcelona.

Dua tahun kemudian, Maradona pindah ke Napoli yang menjadi periode terbaik dalam karier profesionalnya. Bersama Napoli, Maradona meraih dua gelar Serie A. Di era yang sama, Maradona juga berhasil membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 yang berlangsung di Meksiko.

Gelar ini juga diwarnai dengan gol kontroversial Maradona ke gawang Inggris pada babak perempat final. Satu dari dua gol dicetak lewat tangan yang dikenal sebagai gol 'Tangan Tuhan'. 

 

CIUM WASIT - Diego Maradona mencium wasit yang mensahkan gol 'Tangan Tuhan', Ali Bennaceur (Mirror)

Sayang era keemasan ini berjalan ke arah yang salah bersama Maradona. Kecanduannya kepada alkohol dan obat-obatan terlarang membuat kariernya hancur. Bahkan pada Piala Dunia 1994, Maradona terpaksa dipulangkan karena menggunakan doping.

Setelah berjuang lepas dari kecanduan alkohol dan kegemukan, Maradona sempat jauh sakit pada 2007. Setelah pulih, dia mendapat kesempatan menangani timnas Argentina menggantikan posisi Alfio Basile pada November 2008.

Namun perjalanan Maradona tidak lama. Sebab setelah 18 bulan, Maradona dipecat menyusul kekalahan 0-4 Argentina dari Jerman.

Tak lama setelah itu, Mardona terbang ke Dubai dan menangani klub Al Wasl. Maradona kembali dipecat setelah setahun menjabat. 

 

  Â