Liputan6.com, Jakarta - Rider asal Spanyol, Marc Marquez menjadi kandidat kuat juara dunia MotoGP 2016. Pembalap berjuluk The Baby Alien ini kini memimpin persaingan di klasemen MotoGP mengemas 170 poin.
Dalam 9 yang telah dilakoni, The Spaniard sukses meraih 3 kali podium pertama. Masing-masing di Argentina, Amerika Serikat dan terakhir, Jerman. Kemenangan di Sachsenring membuar Marquez meninggalkan pesaing terdekat, Jorge Lorenzo dan seniornya, Valentino Rossi.
Kans Rossi mengulang sukses seperti 2014 terbuka lebar. Lantas, apa kunci sukses Marquez. Motorcycle News coba membeberkan kunci sukses rider yang identik dengan nomor 93 ini. Berikut ulasannya.
Advertisement
Engine Brake
Engine Brake
Terlepas konflik di MotoGP Malaysia dengan Valentino Rossi, tahun 2015 atau musim lalu, memang tidak berjalan mulus bagi Marquez. Setingan engine brake menjadi batu sandungan pembalap muda ini.
"Musim 2015, saya selalu direpotkan ketika mengendalikan motor. Engine brake motor saya bermasalah. Motor menjadi sangat sensitif. Mekanik selalu menawarkan beberapa opsi, tapi itu tidak pernah cukup."
Baca Juga
Marquez pembalap yang enggan menurunkan gigi rendah ketika memasuki tikungan. Lazimnya, para pembalap menurunkan gigi untuk mendapatkan efek engine brake—pengereman dengan memanfaatkan kekukatan mesin. Valentino Rossi sendiri terheran-heran dengan gaya pembalap Repsol Honda Racing Team tersebut."Dia selalu menikung dengan gigi tinggi," kata Rossi."Gaya membalapnya sangat aneh," sambung juara dunia 7 kali tersebut.
Tapi pembalap dengan nomor 46 itu menilai, cara tersebut mampu membuat laju motor Marquez lebih cepat dari pembalap lainnya karena tidak terjadi efek engine break. Namun, teknik mengandung risiko besar, karena kecepatan motor sulit dikendalikan, dan membuat dia bisa dengan mudah terseret ke luar lintasan. Kecelakaan ini sering terjadi di tikungan tajam.
Advertisement
Siku Menyentuh Aspal
Menikung dengan siku menyentuh aspal
Salah satu 'aksi' berbahaya Marquez lainnya adalah, dia menikung dengan siku menyentuh aspal. Cara ini merupakan imbas dari kecepatan tinggi ketika memasuki tikungan.
Mayoritas pembalap akan merebahkan motor hingga mencapai sudut kemiringan 63-64 derajat. Namun Marquez bisa lebih tajam. Cara ini diyakini mampu menciptakan sudut yang lebih sempit dengan kecepatan super tinggi.
Tapi, cara ini bukan tanpa risiko. Sebab, melewati tikungan dengan kecepatan tinggi dengan sudut kemiringan lebih dari 65 derajat bisa berakibat fatal. Teknik ‘dewa balap’ ini membuat Marquez sempat terjatuh hingga 10 kali.
Cara melibas tikungan dengan siku menyentuh aspal sempat dipopulerkan pembalap asal Amerika Serikat, Kevin Schwantz di era 1990an. Namun, Marquez melakukannya secara ekstrim."Saya teringat ketika pertama kali melakukannya. Dan itu sangat mengerikan,"ujar Schwantz."Tapi bagi saya, dia lebih gila."
Nyali Besar
Nekat
Selain teknik di atas lintasan, Marquez juga memiliki modal berupa nyali besar. Aksi nekat Marquez membuat pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo cemas. “Perbedaan antara Stoner dan Marquez adalah, Marquez tidak pernah menyerah. Setiap kaii di depan dia, saya selalu was-was.”
Marquez tanpa ragu pernah menyalip Pedrosa dicelah sempit. Pedrosa sempat protes dengan aksi nekat kompatriotnya itu. Ketika itu, Marquez hingga menyenggol motor Pedrosa hingga merusak kontrol traksi.
"Dia sangat agresif," ucap Lorenzo sebagaimana dilansir dari Motorsport.
Gaya balap sedikit urakan ini membuat Marquez mengingatkan pada sosok Marco Simoncelli yang meregang nyawa di GP Malaysia 2011. Namun, Bleacher Report menulis, aksi nekat Marquez tetap menggunakan teknik. Marquez tetap penuh perhitungan matang seperti Stoner.
Advertisement