Liputan6.com, Rio de Janeiro - Kontingen Rusia di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro benar-benar menghadapi masalah berat. Akibat skandal doping, mereka tak memiliki wakil di atletik. Kini, giliran tim renang dan kano Rusia yang dicoret dari Olimpiade 2016.
Apa yang dilakukan Rusia pada Olimpiade musim dingin 2014 benar-benar berbuntut panjang. Kala itu, ada 68 atlet atletik Rusia yang terbukti mengonsumsi doping. Akibatnya, Federasi Atletik Internasional (IAAF) melarang semua atlet atletik Rusia tampil di Olimpiade 2016.
Baca Juga
Upaya banding sudah dilakukan Rusia lewat Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Sayang, banding mereka ditolak mentah-mentah. Akibatnya, Rusia tetap harus melewati Olimpiade 2016 tanpa wakil di atletik.
Ironisnya, cabor-cabor lain juga ikut kena dampaknya. Salah satunya adalah cabor yang kena imbasnya adalah renang. Total, tujuh atlet renang Rusia, termasuk juara dunia gaya dada empat kali, Yulia Efimova, dianggap tak memenuhi syarat untuk tampil di Olimpiade 2016. Hal itu diungkap Federasi Renang Internasional (FINA) dalam pernyataan di situs resminya.
"FINA mendukung sikap IOC dalam menghormati atlet-atlet Rusia yang bersih dari doping untuk ikut Olimpiade 2016," tulis pernyataan FINA. Terkait Efimova, ia memang baru menjalani sanksi sejak Oktober 2013-Februari 2015 setelah terbukti menggunakan obat terlarang DHEA.
Itu bukan akhir dari penderitaan kontingen Rusia di Olimpiade 2016. Setelah renang, giliran lima atlet kano mereka yang mendapat sanksi serupa. Hal itu terungkap lewat keputusan yang diambil Federasi Kano Internasional (ICF) pada Selasa (26/7/2016).
Lima atlet kano Rusia yang dicoret adalah Lena Aniushina, Natalia Podolskaia, Alexander Dyachenko, Andrey Kraitor, dan Alexey Korovashkov. Padahal, Korovashkov dan Dyachenko adalah penyumbang medali Rusia di Olimpiade 2012 London. Korovashkov merebut perunggu dan Dyechenko meraih emas.
Di sisi lain, IOC memang tak memberikan larangan secara menyeluruh terhadap atlet-atlet Rusia. Tapi, ia memberikan hak kepada federasi di setiap cabor untuk mengambil sikap atas skandal doping yang tengah menderita kontingen Rusia.
Advertisement