Liputan6.com, Rio de Janeiro - Tim angkat besi Indonesia telah tiba di perkampungan atlet Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, pada Jumat (29/7/2016) waktu setempat. Terbang dari Cape Town, Afrika Selatan, manajer tim angkat besi Indonesia Alamsyah Wijaya mengungkapkan para atlitnya berada dalam level kebugaran yang bagus.
Triyatno dan kawan-kawan telah meninggalkan Indonesia untuk menjalani pemusatan latihan di sana selama 20 hari sejak 8 Juli lalu. Alamsyah bersyukur waktu perjalanan yang dipangkas dari Cape Town menuju Rio membuatnya bisa langsung menggeber latihan.
"Kami meningkatkan teknik, power mereka, dan meminimalisir perbedaan waktu yang ada antara Jakarta dan Rio. Buktinya hari ini kami sudah bisa training lagi dan anak-anak tidak merasa jetlag. Ini progres yang luar biasa," kata Alamsyah dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (1/8/2016).
Baca Juga
PB PABBSI (Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat dan Binaraga) masih mengandalkan beberapa wajah lama dalam Olimpiade Rio 2016 ini. Selain Eko Yuli Irawan, peraih dua medali perunggu Olimpiade, lifter andalan di kelas 69 kg, Triyanto juga diharapkan berbicara banyak di pesta olahraga empat tahunan ini.
Selain Eko dan Triyanto, PB PABBSI menanti kejutan dari enam lifter lainnya yakni Deni (69 kg), M Hasbi (62 kg), I Ketut Ariana (69 kg), Triyatno (69 kg), Sri Wahyuni (48k g), dan Dewi Safitri (53 kg).
"Iya masih tetap (Eko Yuli Irawan dan Triyanto), tapi kami masih melihat muka-muka baru, mungkin bisa jadi kuda hitam di Rio, siapa yang bakal naik," tutur Alamsyah lagi.
Dia juga turut berkomentar soal absennya tim angkat besi Rusia dari Olimpiade. Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) melarang Rusia tampil akibat kasus doping yang dianggap mencederai integritas olahraga tersebut.
"Tidak terlalu berpengaruh karena tidak banyak bersentuhan dengan kelas-kelas yang kami ikuti. Ada satu pemain yang berada di kelas 69 kg, jadi mungkin bisa membuat posisi kami lebih baik," ucap Alamsyah.
Advertisement