Liputan6.com, Jakarta - David Moyes merasa diperlakukan tidak adil semasa menukangi Manchester United. Pelatih asal Skotlandia itu kesal karena diberhentikan meski belum semusim menangani tim berjuluk Setan Merah tersebut.
Moyes didatangkan ke Old Trafford untuk menggantikan posisi pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson yang telah pensiun. Namun kehadiran Moyes, dianggap gagal mengangkat performa Setan Merah baik di Premier League atau kompetisi lainnya. Kekalahan demi kekalahan yang dialami Setan Merah membuat petinggi klub marah dan memutuskan melepas Moyes 22 April 2014 lalu.
Advertisement
Baca Juga
Posisinya kemudian digantikan pelatih asal Belanda, Louis Van Gaal. Namun pria berjuluk Si Tulip Besi juga tidak bertahan lama. Setelah dua tahun tanpa gelar berarti (hanya Piala FA), Van Gaal juga terpaksa harus angkat kaki sebelum kontraknya berakhir. Saat ini, Moyes telah kembali ke Premier League setelah mendapat kepercayaan menukangi Sunderland.Â
"Saya sudah katakan selama ini, saya diperlakukan tidak adil di sana," kata Moyes dilansir Telegraph. "Ketika Anda menandatangani kontrak selama enam tahun dan Anda dipecat hanya dalam hitungan bulan, saya percaya itu," bebernya.
Meski demikian, Moyes sadar situasi yang dihadapinya saat menukangi Setan Merah memang tidak menguntungkan. Kekalahan demi kekalahan MU membuat posisinya terancam. "Inilah sepak bola, pada akhirnya menuntut kemenangan," katanya.
Setelah meninggalkan MU, Moyes sempat bertualang ke Liga Spanyol. Selama dua tahun dia menukangi tim La Liga, Real Sociedad sebelum kemudian kembali lagi ke Inggris. Moyes dipercaya melatih Sunderland menggantikan posisi Sam Allardyce yang kini menangani timnas Inggris. Bersama tim barunya, Moyes ingin membuktikan diri bukan pelatih sembarangan.
Dia ingin disejajarkan dengan pelatih-pelatih baru yang kini menangani tim-tim Premier League, seperti Jose Mourinho (MU), Antonio Conte (Chelsea), dan Pep Guardiola (Manchester City). "Anda tidak akan ditawari pekerjaan menangani Real Madrid, Barcelona, dan MU, bila tidak ada alasan yang tepat untuk itu," katanya. "Saya pikir saya tidak perlu membuktikan apa-apa lagi kepada siapapun, namun saya selalu membuktikan kepada diri saya sendiri, bahwa saya ingin standar saya tetap tinggi."
Â