Liputan6.com, Rio de Janeiro - Atlet penembak asal Lebanon, Ray Bassil butuh perjuangan ekstra untuk tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tidak seperti atlet lain yang dibiayai negaranya, Bassil harus mengeluarkan uang pribadi untuk tampil di Brasil.
Baca Juga
Bassil harus bekerja sebagai pelayan restoran dalam satu tahun terakhir untuk berlatih mempersiapkan diri ke Olimpiade 2016. Dia mengeluarkan 135 ribu US$ Amerika Serikat atau setara dengan Rp 1,7 miliar untuk membiayai latihannya sendiri.
Selain bekerja sebagai pelayan restoran, Bassil bisa sampai di Brasil berkat bantuan dana sumbangan dari keluarga terdekatnya. Wanita berusia 27 tahun itu sadar bahwa dirinya tidak mungkin meminta bantuan dari pemerintah Lebanon.
Sebab, negaranya belum pulih dari konflik berdarah dan perang politik. Lebanon juga sedang membangun negaranya setelah terjadi perang sipil pada 1975 dan 1990.
"Sebelum dana itu ada, kondisi saya benar-benar sangat sulit. Saya harus bekerja untuk menutupi semua kebutuhan selama Olimpiade dan latihan," katanya, dikutip dari CNN.
Advertisement
Ajang Kedua di Olimpiade
Meski berjuang sendiri, Bassil merupakan penembak putri terbaik di Lebanon selama satu dekade lebih. Dia mengenal dunia tembak-menembak ini sejak usianya masih 14 tahun.
Bassil juga disebut-sebut sebagai kandidat terkuat peraih medali emas dalam cabang olahraga menembak di Olimpiade 2016. Hingga saat ini, dia tercatat sebagai atlet tembak putri terbaik di dunia.
Ini merupakan kali kedua Bassil tampil di Olimpiade. Sebelumnya, dia tampil di Olimpiade London 2012. Sayangnya, dia tidak berhasil menyumbang medali untuk Lebanon.
Pada Olimpiade kali ini, Bassil lebih percaya diri ketimbang saat tampil di London. "Dalam even kali ini, saya menjadi orang yang berbeda. Saya sudah siap," ujar wanita kelahiran 20 Oktober 1988 tersebut.
Bassil bakal memulai kiprahnya di Olimpiade 2016 pada Minggu (7/8/2016) waktu setempat. Dia tampil di cabang olahraga menembak putri.
Advertisement