Liputan6.com, Rio de Janeiro - Sri Wahyuni mendadak jadi bahan perbincangan masyarakat Indonesia. Itu karena ia sukses mempersembahkan medali perak angkat besi kelas 48 kg putri Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Momen sukses Sri Wahyuni terjadi pada Minggu (7/8/2016). Dengan total angkatan 192 kg, Sri Wahyuni pun sukses mengamankan perak setelah unggul atas wakil Jepang, Hiromi Miyake. Ia hanya kalah dari lifter Thailand, Sopita Tanasan.
Baca Juga
Pujian pun mengalir kepada Sri Wahyuni dari berbagai pihak. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo pun ikut berkomentar mengenai sukses Sri Wahyuni. Bagi Menpora Imam Nahrawi, prestasi yang diukir Sri Wahyuni membuat dirinya akan semakin menyoroti sistem pembinaan atlet usia muda.
"Jika Olimpiade adalah puncak, maka tangga sebelumnya adalah Asian Games, ajang bagi atlet Indonesia sebelum bertanding dengan yang terbaik di dunia. Sri Wahyuni pun demikian. Di Sea Games 2013 ia meraih emas, meraih perak di Asian Games 2014, dan perunggu pada Kejuaraan Dunia Almaty 2014," kata Menpora di akun Twitternya.
"Di ajang-ajang itulah Sri Wahyuni menyiapkan dirinya menghadapi tekanan mental tampil di Olimpiade untuk pertama kalinya. Memperbanyak atlet yang lolos ke Asian Games harus menjadi prioritas Satlak Prima dan cabang-cabang olahraga lainnya."
Advertisement
PON Jadi Awal
"Semakin banyak atlet yang lolos di berbagai jenjang, maka semakin banyak pula peluang #IndonesiaBisaEmas dapat kita wujudkan di Olimpiade."
Sri Wahyuni memang memulai perjuangannya di tingkat internasional dari ajang SEA Games 2013. Itu adalah ajang di mana Sri Wahyuni meraih medali emas pertamanya di level internasional di luar International Solidarity Games (ISG) 2013.
Saat itu, Sri Wahyuni sampai tak bisa berkata apa-apa akibat menangis tersedu-sedu. Kini, Sri Wahyuni akan tercatat dalam sejarah olahraga Indonesia setelah menyumbang perak Olimpiade 2016. Hal itu membuat Menpora termotivasi untuk menggalakkan program pembinaan di berbagai ajang.
"Menyiapkan program pembinaan atlet berjenjang mutlak harus dilakukan dengan memanfaatkan SEA Games dan PON. PON harus menjadi ajang penjaringan bibit-bibit unggul, pembinaan atlet muda menempa mental dan merasakan atmosfer kompetisi," tutur Imam.
Advertisement