Liputan6.com, Rio de Janeiro - Seluruh gelar juara perorangan sudah pernah diraih Hendra Setiawan. Bersama Markis Kido, pebulu tangkis 31 tahun tersebut Juara Dunia 2007, meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008, dan medali emas Asian Games Guangzhou 2010.
Baca Juga
Advertisement
Sayang, Hendra/Markis tidak bisa mengulangi prestasinya di Olimpiade London 2012. Pasangan ini hanya menghuni peringkat 12 dunia, sedangkan syarat untuk bisa lolos Olimpiade harus masuk delapan besar dunia. Hendra dan Markis pun berpisah.
Kembali ke Pelatnas Cipayung PBSI, Hendra dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Dengan Ahsan, suami Sandiani Arier ini kembali menujukkan kualitasnya sebagai pemain kelas dunia. Hendra/Ahsan meraih gelar Juara Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Setahun kemudian, pasangan ini menjadi kampiun di All England. Selanjutnya, Hendra/Ahsan kembali menjadi Juara Dunia di 2015.
Namun, semua prestasi itu tidak membuat Hendra sombong. Sebaliknya, dia dijadikan panutan oleh para juniornya di Pelatnas Cipayung. Hendra tetap sosok yang sama seperti dulu. Hendra yang pendiam. Berbeda dengan Ahsan, yang memang lebih ekspresif di lapangan.
"Dari dulu saya memang begini orangnya, bukan yang ekspresif, kalau diubah juga nggak bisa. Di luar lapangan, saya juga kayak gini, padahal di keluarga saya orangnya ekspresif semua. Mungkin saya jadinya mengimbangi, ha ha ha," kata Hendra.
Bertahun-tahun menggeluti bulu tangkis, pemain kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, 25 Agustus 1984, ini mengaku sempat mengalami masa-masa jenuh. Padatnya pertandingan dan kerasnya sesi latihan menjadi penyebabnya.
"Sebetulnya tidak ada rahasia gimana-gimana bisa bertahan sekian lama di bulu tangkis. Mungkin dari latihannya saja yang dijaga, jangan sampai menurun. Misalnya sesudah Olimpiade Beijing 2008, target saya kan emas, setelah dapat emas, latihannya jangan menurun, supaya performanya tetap di atas," ucap pemain dari klub Jaya Raya Jakarta ini.
"Memang habis Olimpiade (Beijing 2008), saya sempat merasa jenuh dan bosan. Tetapi, saya bisa mengatasinya. Biasanya kalau bosan sih saya nonton film ke bioskop. Sesudahnya, saya merasa fresh lagi," tambahnya.
Medali Emas untuk Si Kembar
Medali Emas untuk Si Kembar
Kini, Hendra bersama Ahsan tengah berkonsentrasi menghadapi Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Demi mencapai target, Hendra rela meninggalkan keluarganya dan menginap di Pelatnas Cipayung agar lebih konsentrasi saat persiapan jelang olimpiade. Tidak tanggung-tanggung, dia menginap hingga empat hari dalam seminggu di pelatnas. Biasanya Senin, Selasa, Kamis, serta Jumat.
Harapan besar untuk medali emas ada di pundak Hendra dan Ahsan. Hendra yang sudah pernah meraih emas, ingin meraihnya kembali untuk dipersembahkan kepada putra dan putri kembarnya: Richard dan Richelle.
"Inginnya dapat satu emas Olimpiade lagi. Satu emas buat anak laki-laki, satu emas lagi buat anak perempuan, ha ha ha, Aamiin," ujar Hendra.
"Anak-anak saya adalah penyemangat terbesar, selain Sansan (Sandiani Arief, sang istri) dan orangtua saya. Setelah memiliki anak, saya lebih termotivasi. Sansan juga sering semangatin kalau mau tanding, pengetahuan bulu tangkisnya sudah lumayan, kalau dulu sih nggak tahu blas, ha ha ha," canda Hendra.
Soal gantung raket usai Olimpiade Rio, Hendra mengisyaratkan dirinya masih jauh dari kata pensiun. "Masih ada keinginan untuk main. Saya mau lihat hasil olimpiade di Rio, dari situ saya bisa tahu hati saya bagaimana. Main bulu tangkis untuk cari prestasi atau bagaimana?" tutur Hendra.
Advertisement