Liputan6.com, Padang - Pembalap Singha Infinite Cycling Team Singapura, Kritsada Changpad, menjadi yang tercepat di etape 5 Tour de Singkarak 2016, Rabu (10/8/2016). Changpad sukses melahap etape terpanjang itu dengan catatan waktu 03 jam 38 menit 44 detik.
Dalam etape berjarak 153,1 km itu, Changpad unggul dua detik atas Samuel Volkers dari Data #3 Cisco Australia, yang menempati podium kedua di etape 4. Hasil ini membuktikan tidak ada dominasi pembalap dalam memenangi setiap etape, di mana sang juara selalu bergantian.
Baca Juga
Etape pertama direbut Dylan Newberry dari Data#3 Cisco, etape kedua dimenangkan Rahim Emami dari Pishgaman Cycling Team, etape tiga diraih Ricardo Garcia dari Kinan Cycling Team, dan etape empat direbut Amir Kolahdouz dari Pishgaman Cycling Team.
Hasil ini tidak mempengaruhi klasemen umum pembalap. Yellow jersey hingga etape lima tetap dipegang Amir Kolahdouz Hagh dengan akumulasi waktu 16:00:15. Pebalap asal Iran mampu mempertahankan green jersey dan polkadot jersey yang diraihnya di etape 4.
Belum adanya pembalap yang dominan tidak lepas dari bermain amannya Amir Kolahdouz maupun pembalap pemegang red white jersey yaitu, Dadi Suryadi di etape yang didominasi lintasan datar ini. Hal itu dibuktikan dengan keduanya hanya berada di rombongan besar kedua.
"Hari ini kami memang menyimpan tenaga untuk mempertahankan jersey yang saat ini sudah kami pegang. Makanya, kami tidak berada di depan di etape ini," kata Amir Kolahdouz, usai perlombaan.
Advertisement
Pembalap asal Sumedang Tempel Pemuncak Klasemen
Hal sama dikatakan Dadi Suryadi. Pembalap asal Sumedang itu terus menempel yang pemuncak klasemen sementara kejuaraan yang sudah masuk seri kedelapan ini. Terbukti, catatan waktu yang dibukukan sama yaitu 03:40:17.
Sementara itu, persaingan di etape lima sudah telihat sejak awal perlombaan. Setelah dilepas di Pantai Carocok, semua pembalap langsung menyusuri jalan Pesisir Selatan yang memiliki karekteristik datar. Rombongan pembalap juga langsung terpecah.
Beberapa pembalap bisa melepaskan diri dan terus meninggalkan rombongan di belakangnya. Kondisi ini terjadi hingga balapan memasuki titik king of mountain (KOI) di Bukit Lampu. Setelah itu, pembalap dihadapkan turunan hingga Teluk Bayur.
Memasuki Kota Padang, lintasan datar menyambut semua pembalap. Begitu juga dengan cuaca panas. Bisa dipastikan akan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, pada etape-etape sebelumnya banyak pembalap terutama asing mengomentari panasnya cuaca di Indonesia.
Persaingan di etape lima ini terbilang ketat. Namun, banyak pula yang bermain aman guna menghadapi etape selanjutnya yang lebih berat. Mereka tetap berada di rombongan besar hingga masuk finis di Pantai Gondoriah yang merupakan andalan wisata Kota Pariaman.
Advertisement