Sukses

Berharap Kejutan Lindaweni di Olimpiade Rio

Bukan sebagai unggulan, tunggal putri Indonesia Lindaweni Fanetri diharapkan bisa membuat kejutan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Lindaweni Fanetri menjadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putri cabang bulu tangkis pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Linda lolos ke Olimpiade Rio setelah menempati peringkat 15 dunia berdasarkan penghitungan Race to Rio.

Bisa tampil di Olimpiade Rio memberikan kebanggaan tersendiri buat pebulu tangkis kelahiran 18 Januari 1990 silam itu. Sebab, Olimpiade Rio akan menjadi Olimpiade pertama dan yang terakhir buat Linda.

"Ini jadi olimpiade pertama saya dan mungkin akan jadi yang terakhir. Karena empat tahun ke depan, saya belum tentu bisa bertahan. Empat tahun lagi sudah waktunya untuk junior-junior di bawah saya yang turun," kata Linda.

Menuju Olimpiade Rio, penampilan Linda justru menurun usai menempati peringkat tiga Kejuaraan Dunia 2015. Karena itu, selain evaluasi dan memperbaiki performa, Linda juga meningkatkan intensitas latihannya jelang pesta olahraga akbar empat tahunan itu.

Tak hanya itu, Linda juga mendapatkan dukungan moril dari pelatih, rekan di pelatnas, pengurus PBSI, dan mantan pebulu tangkis agar tampil lebih percaya diri di Olimpiade. "Linda, kamu jangan khawatir, di Olimpiade itu semua bisa terjadi. Yang penting kamu tetap fokus, jangan takut lawan siapapun," kata Minarti Timur kepada Linda Fanetri.

Minarti merupakan peraih medali perak cabang bulu tangkis nomor ganda campuran di Olimpiade Sydney 2000. Medali itu ia raih bersama pasangannya, Tri Kusharyanto, dari nomor ganda campuran.

Meski sudah pernah mendengar dari berbagai pihak, Linda merasa pesan dari Minarti amat masuk ke dalam otaknya. "Makin semangat, lebih percaya diri lagi," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Lindaweni Bisa Mencontoh Maria Kristin

Jangan kalah sebelum bertanding. Kata-kata itu harus dipegang teguh Lindaweni Fanetri yang berlaga di Olimpiade Rio de Janerio 2016. Meski jadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putri cabang bulu tangkis, Linda tidak perlu takut menghadapi lawan-lawannya.

Linda bisa mencontoh penampilan Maria Kristin Yulianti di Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, Maria bukan pemain unggulan karena masih duduk di peringkat 21 dunia. Namun seperti dikatakan Minarti Timur, bahwa di Olimpiade semua bisa terjadi, Maria pun membuat kejutan.

Bertanding dari babak 64 besar dan bakal menjadi makanan empuk para pemain unggulan, Maria justru melangkah hingga semifinal. Di babak pertama, Maria menyingkirkan Juliane Schenk dari Jerman yang peringkat dunia dan prestasinya pada ajang super series jauh lebih baik.

Di babak kedua, Maria mengalahkan tunggal putri Spanyol, Yoanna Martinez. Lawan berat kembali dihadapi Maria di babak ketiga, yakni unggulan keenam asal Denmark Tine Rasmussen. Sukses melewati Tine, dia ditantang Saina Nehwal dari India pada babak perempat final.

Nehwal tak bisa dianggap remeh. Sebab, ia sebelumnya menyingkirkan unggulan empat asal Hong Kong Wang Chen. Namun, Maria mampu menundukkan Nehwal. Pebulu tangkis kelahiran Tuban, Jawa Timur, 2 Juni 1985 itu melangkah ke semifinal.

Mara dunia pun memandang Maria. Sebab, pemain non unggulan mampu masuk di antara dominasi tunggal putri Tiongkok. Maria melawan unggulan kedua yang juga juara bertahan, Zhang Ning. Sementara semifinal lainnya mempertemukan sesama tunggal putri Tiongkok, yakni Xie Xingfang dan Lu Lan.

Sayang, Maria gagal melewati hadangan Zhang Ning. Pada perebutan tempat ketiga atau mendali perunggu, Maria bertemu Lu Lan. Di game pertama, Maria kalah 11-21. Tapi, dia tidak menyerah. Di dua game berikutnya, Maria menujukkan dominasinya dan menang 21-13 dan 21-15.

Maria telah membuktikan segala sesuatu bisa terjadi di Olimpiade. Memang bukan medali emas yang diraih, tetapi dia mampu menggoyahkan dominasi Tiongkok di sektor tunggal putri saat itu. Semoga Linda bisa membuat kejuatan seperti Maria.

Anda dapat menyaksikan pertandingan bulu tangkis Olimpiade melalui layar SCTV.

Video Terkini