Sukses

Menanti Kejutan Praveen / Debby di Olimpiade Rio

Praveen/Debby merupakan pasangan debutan di Olimpiade Rio ini.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Perjalanan tim ganda campuran Indonesia di ajang Olimpiade 2016, Rio de Janiero akan dimulai pada Kamis (11/6/2016). Pada nomor ini Indonesia akan diwakili oleh dua pasangan, yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto.

Berbeda dengan pasangan Tontowi/Liliyana, Praveen/Debby merupakan debutan di ajang Olimpiade. Meski begitu, jika berkaca pada prestasi beberapa tahun belakangan yang cukup apik, pasangan Praveen/Debby pantas untuk ditargetkan meraih medali di Olimpiade.

Kendati demikian, hal tersebut dipastikan tidak mudah untuk diraih. Pasalnya, Grup A tempat Praveen/Debby tergabung di fase grup banyak lawan-lawan berat yang harus dihadapi.

Salah satunya adalah kehadiran pasangan ganda campuran unggulan nomor satu asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Selain itu ada ganda campuran asal Jerman, Michael Fuchs dan Birgit Michels juga harus diwaspadai.

Praveen dan Debby pertama kali dipasangkan di nomor ganda campuran pada tahun 2014. Sebelumnya kedua pemain ini sempat bergonta-ganti pasangan dan bertanding di beberapa nomor.

Praveen sempat berpasangan dengan Tiara Rosalia Nuraidah pada 2011 dan menghasilkan medali perunggu di Kejuaraan Asia Junior. Ia juga pernah bersama Vita Marissa pada tahun 2013 dan sukses menjuarai Selandia Baru Terbuka Grand Prix, Malaysia Terbuka GPG, dan Indonesia Terbuka GPG. Praveen juga pernah turun di ganda putra berpasangan dengan Didit Juang Indrianto.  

Sementara Debby juga banyak berganti pasangan terutama di nomor ganda putri. Pebulu tangkis 27 tahun ini sempat bermain bersama Komala Dewi, Pia Zebadiah Bernadet, dan Richi Puspita Dili. Sementara di nomor ganda campuran, selain bersama Praveen, Debby juga pernah berpasangan dengan Muhammad Rijal.

Uniknya, performa keduanya justru meningkat pesat setelah dipasangkan satu sama lain pada 2014. Tahun pertama mereka disatukan, prestasi menawan langsung hadir setelah sukses meraih medali perunggu di Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan.

Setelah itu, keduanya terus menunjukkan grafik peningkatan performa. Pada tahun 2015, Praven/Debby berhasil kembali membuat nama Indonesia harum di kancah internasional usai menyabet medali emas pada SEA Games 2015 di Singapura. Ini merupakan prestasi terbaik di tahun 2015.

Meski berada di bawah bayang-bayang seniornya, Tontowi/Liliyana, nama Praveen/Debby justru tak meredup. Berbagai prestasi prestisius terus disumbangkan setiap tahunnya.

Tahun ini, Praveen/Debby kembali membuat lagu kebangsaan "Indonesia Raya" berkumandang di luar negeri setelah secara heroik mampu menjuarai turnamen All England. Praveen/Debby meraih gelar usai menumbangkan pasangan Denmark, Joachim Fisher Nielsen/Christina Pedersen lewat dua gim langsung, 21-12 dan 21-17.

2 dari 2 halaman

Kans Praveen/Debby di Grup A

Kans Praveen/Debby di Grup A

Praveen/Debby tergabung di Grup A bersama Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok), Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hong Kong) dan Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman).

Rekor pertemuan Praveen/Debby melawan Lee/Chau tidak cukup baik. Pasangan Indonesia ini empat kali kalah dari tujuh pertemuan. Meski begitu peluang Praveen/Debby untuk memenangi laga ini tetap terbuka. Sebab pada pertemuan terakhir, duo Indonesia sukses menang atas Lee/Chau dalam dua gim langsung, 21-18 dan 21-18.

Pada pertandingan kedua, Praveen/Debby akan berhadapan dengan pasangan ganda campuran Jerman, Fuchs/Michels. Rekor pertemuan Praveen/Debby menghadapi Wakil Jerman sangat baik setelah meraih dua kemenangan dari dua pertemuan.

Pertandingan ini wajib dimenangi oleh Praveen/Debby jika ingin menjaga peluang lolos dari fase Grup A. Sebab jika kalah mereka dipastikan akan memiliki kesempatan tipis karena harus berhadapan dengan pasangan Tiongkok, Zhang/Zhao di laga terakhir.

Berkaca pada rekor pertemuan, Praveen/Debby patut khawatir jika berhadapan dengan pasangan ganda campuran nomor satu dunia asal Tiongkok itu. Pasalnya, dari delapan kali pertemuan, Praveen/Debby harus tujuh kali kalah dan sekali seri.

Kendati demikian, memori final All England bisa dijadikan modal penting ketika Praveen/Debby bertanding melawan Zhang/Zhao. Pada turnamen itu, Praveen/Debby secara mengejutkan menekuk duo Tiongkok dengan dua gim langsung 21-19 dan 21-16 sekaligus berhak atas gelar juara All England.

Anda dapat menyaksikan pertandingan bulu tangkis Olimpiade 2016 di SCTV.

(Yosef Deny Pamungkas)