Sukses

Dua Hal Ini Bisa Buat Tontowi / Liliyana Terpeleset

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir unggul kualitas dari lawan-lawannya di fase grup. Tapi ada faktor non teknis yang harus mereka waspadai.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Cabang bulu tangkis jadi andalan Indonesia meraih medali di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Di antara 10 atlet bulu tangkis yang berangkat, ganda pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jadi harapan Indonesia untuk meraih medali emas di nomor ganda campuran.

Pasalnya, pasangan yang kerap dipanggil Owi/Butet ini punya nama besar di dunia bulu tangkis. Peringkat tiga dunia jadi bukti sahihnya.

Di Olimpiade ini, Owi/Butet pun jadi unggulan ketiga. Mereka tergabung di Grup C bersama dengan pasangan Australia, Robin Middleton/Leanne Choo, Peng Soon Chan/Liu Ying Goh (Malaysia), dan Bodin Isara/Savitree Amitrapai (Thailand).

Jumat (12/8/2016) dinihari WIB, Owi/Butet akan menghadapi Robin Middleton/Leanne Choo. Di atas kertas, pasangan Australia itu bukan lawan sepadan bagi Owi/Butet. Jika Owi/Butet berperingkat tiga dunia, pasangan Australia itu cuma menempati ranking 28.

Namun demikian, itu berarti Owi/Butet bisa berleha-leha dan santai bermain.

2 dari 2 halaman

Dua Faktor Non Teknis

Ada faktor non teknis yang bisa membuat Owi/Butet terpeleset. Pertama, faktor sebagai unggulan. Menjadi unggulan tidak jarang membuat Owi/Butet terbebani. Faktor kedua adalah perasaan jemawa. Merasa memiliki kualitas lebih bisa jadi bumerang bagi Owi/Butet.

Hal itu terlihat saat Owi/Butet gagal meraih medali di Olimpiade London 2012. Jadi satu-satunya harapan meraih medali, Owi/Butet malah pulang dengan tangan hampa. Dihentikan pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin di semifinal, Tontowi/Liliyana juga gagal menyumbang perunggu saat dikalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark.

"Saat itu, kami memang berandai-andai banget, terlalu menggebu-gebu mau dapat emas. Kami menjadi harapan satu-satunya, masuk semifinal sendirian. Karena terlalu berharap, saat kalah di semifinal itu kami langsung down, padahal kami punya tugas lagi di perebutan perunggu,” kata Tontowi.

"Tetapi kami malah tidak bisa tampil baik di perebutan perunggu, padahal rekor kami melawan Nielsen/Pedersen lumayan bagus,” tambah ayah dari Danish Arsenio Ahmad ini.

Di partai nanti, Owi Butet harus mewaspadai dua faktor non teknis ini. Jika tidak, mereka bisa saja kalah. Dan kekalahan akan membuat Owi/Butet harus lebih memeras keringat untuk lolos dari fase grup.

Pertandingan Tontowi/Liliyana menghadapi Robin/Leanne akan berlangsung pukul 01.30 dinihari nanti. Saksikan siaran langsungnya hanya di stasiun televisi SCTV.