Sukses

Sudirman Gagal, Maria Londa Jadi Tumpuan Atletik Sumbang Medali

Sebelumnya Indonesia punya satu wakil lagi dari cabang ateletik di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, bagaimana nasibnya?

Liputan6.com, Jakarta - Harapan Indonesia mendulang medali Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dari cabang atletik kini bertumpu kepada Maria Londa. Wanita asal Bali tersebut akan turun di nomor lompat jauh yang akan berlangsung di Olympic Stadium, Brasil, 16-19 Agustus  mendatang.

Indonesia sebenarnya masih punya satu wakil lainnya, Sudirman. Pelari asal Nusa Tenggara Barat itu turun di nomor 100 meter putra. Sayang dia gagal ke semifinal setelah finis di urutan paling buncit pada ronde pertama dengan catatan waktu 10.70 detik.

Berbeda dengan Sudirman yang lolos lewat wild card, Maria bertolak ke Rio melalui kualifikasi. Sebelum bertolak ke Rio, wanita berusia 25 tahun ini telah mengoleksi satu emas dari ajang Asian Games Incheon, Korea Selatan 2014. Selain itu, Maria juga mengantongi dua emas dari SEA Games 2015, satu dari nomor lompat jauh dan satu lagi dari nomor lompat jangkit. 

Persiapan matang telah dilakukan Maria sebelum bertolak ke Rio. Dia menjalani pelatnas di Pulau Dewata Bali. Selain itu, Maria juga sempat ikut beberapa kejuaraan untuk mematangkan lompatannya sebelum tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. 

Selain mengasah kemampuan teknik, Maria juga menjalani meditasi untuk menyiapkan mentalnya. Menurutnya, program ini membantunya bisa lebih berkonsentrasi saat lomba. "Nomor lompat itu berbeda dengan lari yang ada delapan atlet yang berlomba secara bersamaan. Kalau lompat jauh, dari start, lari, hingga melompat, kita melakukannya sendiri-sendiri," kata Maria. 

"Pada lompat jauh kita butuh teknik saat berada di atas udara seperti apa, karena itu kita butuh fokus. Dan meditasi sangat membantu, mental kita diperlombaan juga jadi lebih bagus," beber Maria saat berkunjung ke Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Bagi Maria, Rio de Janeiro merupakan Olimpiade pertamanya. Meski demikian, Maria tidak ragu untuk mematok target emas dari nomor ini. Maria juga tidak ingin terbeban meski lawan-lawan yang akan dihadapi cukup berat. "Bagi saya yang penting doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Saya ingin memberikan yang terbaik dari hasil latihan saya," kata Maria.

"Kalau untuk saingan terberat, saya pikir semuanya terbilang berat karena mereka lolos dari kualifikasi. Tapi bagi saya sendiri yang punya peluang besar Amerika Serikat, Serbia, dan Inggris Raya," beber atlet kelahiran 29 Oktober 1990 tersebut. Sayang, tak lama setelah tiba di Rio de Janeiro, Maria sempat mengalami demam. Namun kondisi sudah pulih dan mulai berlatih lagi.

 

Â