Sukses

Persela Lamongan yang Belum Juga Bangkit

Persela kini terpuruk di dasar klasemen sementara TSC 2016 dari 15 pertandingan.

Liputan6.com, Lamongan - Persela Lamongan menjadi tim dengan catatan paling tak mengesankan di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo. Bagaimana tidak? Hingga pekan ke-15, klub asal Lamongan ini tak sekali pun pernah beranjak dari dasar klasemen.

Persela Lamongan mengawali kiprah di TSC 2016 dengan sangat buruk. Dari lima laga awal yang dijalani, tak ada satu pun kemenangan yang diraih.

Klub berjulukan, Laskar Joko Tingkir ini takluk dari Gresik United (0-1), PSM Makassar (1-2), Persija Jakarta (1-2), Persipura Jayapura (0-1) dan Semen Padang (0-4). Hasil minor ini membuat Persela terpuruk di dasar klasemen dengan poin nol. Kekalahan dari Persipura sekaligus membuat pelatih Persela saat itu, Stefan Hansson mundur dari jabatan sebagai pelatih kepala.

Melihat timnya terpuruk, jajaran manajemen bukannya tidak melakukan apa-apa demi meningkatkan performa Persela di TSC 2016. Hal ini telah dibuktikan ketika mereka mendapuk pelatih sekelas Sutan Harhara yang telah makan asam garam sepak bola Indonesia untuk menjadi juru racik taktik anyar Persela.

Akan tetapi, kendati sempat meraih kemenangan perdana di TSC 2016 saat menang 2-0 atas Perseru Serui, Sutan tampak kesulitan untuk menjaga tren positif ini. Bahkan ditangan Sutan, Persela terus terpuruk di tiap pekannya.



Dalam 11 laga yang dijalani, Persela hanya mampu meraih tiga kemenangan dan satu seri. Sedangkan tujuh laga berakhir dengan kekalahan. Performa ini membuat Persela saat ini terdampar di dasar klasemen dengan 10 poin.

Jika dilihat memang banyak faktor yang melandasi performa buruk Persela di TSC 2016. Salah satunya adalah kualitas materi pemain yang dimiliki klub asal Jawa Timur itu.

Dari deretan pemain yang dimiliki Tim Biru Muda, hanya sedikit pemain berlabel timnas Indonesia. Tercatat hanya Choirul Huda yang mampu bersaing di level timnas. Pemain berkualitas memang menjadi salah satu syarat bagi sebuah klub jika ingin merengkuh sukses.

Tengok saja, terlepas dari telah kebobolan 27 gol dari 14 laga, Huda tetap mengemban peran penting di Persela. Pemain yang hanya pernah memperkuat satu klub sepanjang kariernya ini tercatat telah membuat 38 penyelamatan di TSC 2016.



Selain Huda, hanya penyerang muda Dendi Sulistyawan yang mampu menyita perhatian. Dendi telah mencetak empat gol dan dua asisst bagi Persela musim ini. Pencapaian ini membuatnya mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016.

Terlepas dari kedua nama tadi, tak ada lagi pemain Persela yang menonjol. Sisanya nyaris semua pemain hanya memiliki performa rata-rata air, bahkan dari sisi pemain asing.

Herman Dzumafo yang diharapkan bisa menjadi lumbung gol baru mencetak empat gol. Sedangkan Jose Pedro Galan yang berposisi sebagai gelandang tengah belum menyumbangkan satu assist pun.



Sebenarnya ada satu pemain asing yang memiliki kontribusi besar yaitu Kristian Adelmund yang telah mencetak satu gol dan keberhasilan tekel mencapai 51 persen. Sayang pemain ini terpaksa pergi dari Persela karena harus merawat sang ayah yang sedang sakit di Belanda.

Jika permasalahan ini tidak dibenahi pada putaran kedua TSC 2016 nanti, Persela kemungkinan besar akan terus terpuruk hingga gelaran TSC 2016 selesai.

Kendati demikian, Persela tampaknya masih bisa bernapas lega. Sebab, sejatinya turnamen jangka panjang ini bukan sebuah ancaman, karena TSC 2016 tidak memberlakukan sistem promosi-degradasi.

(Penulis: Yosef Deny Pamungkas)