Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Brasil bukan hanya arena pertarungan bagi atlet-atlet terbaik dunia. Namun semangat persaudaraan juga terekam di sela-sela ketatnya persaingan di pesta olahraga multicabang empat tahunan tersebut.
Drama kemanusiaan bahkan sempat terekam pada penyisihan lari 5.000 meter putri di Olympic Stadium, 16 Agustus 2016 waktu setempat. Ya, dua pelari yang sebelumnya tidak pernah mengenal satu sama lain, justru bahu-membahu menuju garis finis.
Advertisement
Baca Juga
Nikki Hamblin dari Selandia Baru bukanlah siapa-siapa bagi pelari Amerika Serikat, Abbey D’Agostino. Mereka hanya kebetulan saja berada satu grup pada perebutan tempat ke babak utama. Bahkan di lintasan, Hamblin merupakan rival bagi D'Agostino.
Namun insiden yang terjadi di tengah lomba mengubah segalanya. Lewat cara yang aneh, kedua rival kini berubah jadi sahabat.
Lomba masih menyisakan 4,5 laps dari 12,5 laps saat Hamblin, yang berada di tengah rombongan pelari tiba-tiba terjatuh. Insiden ini membuat suasana kacau. D'Agostino yang juga berada dalam kumpulan tersebut ikut terjatuh dan meringis kesakitan. Hamblin tampak meringkuk di atas lintasan.
Hamblin kaget. Dia bingung kenapa dia bisa terjerembab. Sementara pelari lain semakin menjauh. D'Agostino juga sebenarnya bisa saja meninggalkannya. Namun dia justru berhenti dan membungkuk ke arah Hamblin.
"Ketika saya terjatuh, saya hanya berpikir 'kenapa saya di sini'. Namun tiba-tiba ada tangan yang menyentuh bahuku," kata Hamblin dilansir USA Today.
Saat menoleh, Hamblin melihat D'Agostino, pelari yang ikut terjatuh bersamanya.
"Ayo cepat-cepat. Kita harus menyelesaikan lomba ini," teriak pelari Amerika itu kepada Hamblin yang masih meringkuk di lintasan.
Seperti Sahabat
D'Agostino sebenarnya juga cedera usai terjatuh. Dia merasakan sakit yang luar biasa di bagian lutut. Dia kesulitan untuk melanjutkan lomba. Dia bahkan sempat berhenti dan meringis kesakitan.
Melihat situasi ini, giliran Hamblin yang memotivasi D'Agostino untuk tetap berlari. Dia memotivasi pelari AS itu sembari berlari kecil menuju garis finis. Meski harus tertatih-tatih, D'Agostino akhirnya mampu menyusuri lintasan yang tersisa secara perlahan.
Seperti dua sahabat, keduanya berlari berdampingan untuk menyelesaikan sisa lomba. Hamblin akhirnya menyentuh garis finis lebih dulu dengan catatan waktu 16:43:61. Disusul D'Agostino dengan waktu 17:10:02. Meski belum tahap perebutan medali, kedua pelari sangat gembira saat menyelesaikan lomba. Mereka berpelukan dan tertawa layaknya seorang pemenang.
Advertisement
Bukan Waktu Terbaik
Meski ini bukan catatan waktu terbaik mereka, Hamblin dan D'Agostino masih berhasil lolos dan tercatat sebagai peserta babak final yang akan berlangsung Jumat, 19 Agustus mendatang. Namun belum diketahui apakah kedua pelari masih bisa tampil.
Sebab setelah babak penyisihan berakhir, baik Hamblin maupun D'Agostino langsung mendapatkan perawatan dari tim medis.
"Saya sangat senang dengan apa yang dilakukan Abbey (D'Agostino) kepada saya. Wanita itu adalah semangat sejati Olimpiade. Saya sangat terkesan dan terinspirasi olehnya," kata Hamblin. Hamblin menambahkan, "Saya sama sekali tidak pernah bertemu dia sebelumnya. Bukankah itu luar biasa? Ini adalah momen yang tidak akan saya lupakan seumur hidup."