Sukses

Bukti Lemah, Polisi Brasil Tak Percaya Atlet Amerika Dirampok

Polisi tak bisa menemukan taksi, pengemudi, bahkan saksi dari kejadian ini.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Kepolisian Brasil masih menyelidiki laporan soal perampokan yang dialami perenang Amerika Serikat Ryan Lochte dan tiga orang rekannya. Lochte mengaku dirampok dengan senjata api tertodong saat menumpang sebuah taksi pada Minggu (14/8/2016) waktu setempat.

Dilansir dari Telegraph, pada Rabu (17/8/2016), polisi tak bisa menemukan taksi, pengemudi, bahkan saksi dari kejadian ini. Bukti yang sedikit tersebut jelas menyulitkan penyelidikan.

Pengacara Lochte, Jeff Ostrow mengatakan kliennya telah mendapat proteksi keamanan 24 jam sehari setelah kejadian perampokan tersebut. Dia bertahan di kamar hotelnya dan berniat untuk segera kembali ke Amerika."Ini sesuai dengan yang digambarkannya," kata Jeff Ostrow.

Menurut pengakuan dari Lochte dan pernyataan dari Komite Olimpiade AS, dia kembali ke perkampungan atlet saat itu dari daerah Rodrigo de Freitas. Lochte bersama tiga atlet lainnya, Gunnar Bentz, Jack Conger dan Jimmy Feigen.

Mereka baru menghabiskan waktu semalaman di penginapan yang ditempati kontingen Prancis. Saat hendak pulang ke perkampungan atlet, mereka dirampok.

Sayangnya, mereka tidak memanggil polisi. Petugas baru memulai penyelidikan usai melihat laporan media massa kalau ibu Lochte berbicara soal perampokan.

Polisi telah memanggil Lochte dan satu perenang lainnya, dan mengatakan bahwa saat kejadian mereka tengah mabuk dan tidak bisa mengingat apa jenis dan warna taksi yang dinaiki. Bahkan mereka lupa dimana dan kapan perampokan terjadi. Pada Olimpiade Rio 2016, Lochte turun di dua nomor dan meraih emas pada 4x200 meter gaya estafet.Â