Sukses

7 Fakta Menarik Usai Tontowi / Liliyana Rebut Emas Olimpiade

Bonus berlimpah akan didapatkan Tontowi/Liliyana berkat kesuksesan mereka.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Masyarakat Indonesia berlomba-lomba mengungkapkan kebahagiaan mereka ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dinobatkan sebagai pemenang dalam duel final ganda campuran bulu tangkis Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Berkat mereka, Indonesia kembali meraih emas di ajang Olimpiade.

Tontowi/Liliyana tampil lebih dominan sejak awal permainan melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di Riocentro, Rio de Janeiro, Rabu (17/8/2016). Itu mengapa mereka dengan mudahnya mengamankan kemenangan dua set langsung, 21-14 dan 21-12.

Kemenangan mereka menyelamatkan nama besar bulu tangkis Indonesia di Olimpiade 2016. Pasalnya, beberapa wakil Indonesia yang berangkat ke Rio sudah lebih gugur. Mulai dari Praveen Jordan/Debby Susanto, Lindaweni Fanetri, Tommy Sugiarto, dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Beberapa catatan menarik pun tercipta berkat kesuksesan Tontowi/Liliyana. Liputan6.com mencoba merangkum berbagai catatan itu ke dalam tujuh fakta menarik berikut:

1. Tradisi emas Indonesia di Olimpiade kembali berlanjut. Sebelumnya, tradisi itu sempat terputus pada Olimpiade 2012 London di mana saat itu bulu tangkis Indonesia gagal meraih satu pun medali.

2. Total bonus yang akan dikantongi Tontowi/Liliyana mencapai Rp 6 miliar. Rp 5 miliar berasal dari pemerintah dan Rp 1 miliar dari PBSI.

3. Ini adalah emas pertama bulu tangkis Indonesia dari sektor ganda campuran. Sebelumnya, prestasi terbaik ganda campuran Indonesia adalah meraih perak.

4. Tontowi/Liliyana merebut emas Olimpiade 2016 dengan catatan sempurna. Itu karena mereka selalu menang dua set langsung sejak fase grup.

5. Total, sudah tujuh emas yang disumbangkan bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade.

6. Ini final kedua Olimpiade bagi Liliyana Natsir di nomor ganda campuran. Sebelumnya, dia bersama Nova Widianto merebut perak di Olimpiade Beijing 2008.

7. Tontowi/Liliyana tidak pernah kehilangan set sejak babak grup hingga partai final ganda campuran Olimpiade Rio 2016.