Liputan6.com, Jakarta- Persaingan di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade 2016 telah selesai pada Sabtu (20/8/2016) malam WIB. Tiongkok kembali keluar sebagai juara umum. Walau demikian, Olimpiade 2016 menjadi bukti bila persaingan di bulutangkis sudah semakin merata.
Tiongkok tidak lagi mampu mendominasi cabang olahraga bulutangkis. Di Rio de Janeiro, perolehan medali Tiongkok hanya dua emas dan satu perunggu. Jumlah ini menurun jauh dibanding Olimpiade 2012. Ketika itu negeri Tirai Bambu mendapat delapan medali dengan menyapu bersih lima emas.
Baca Juga
Pada Olimpiade 2016, dua medali emas Tiongkok didapat dari tunggal putra Chen Long dan ganda putra Fu Haifeng/Zhang Nan. Chen Long mengubur ambisi pemain veteran Malaysia Lee Chong Wei untuk meraih emas. Chong Wei kembali kalah di final Olimpiade untuk kali ketiga beruntun. Adapun Fu/Zhang mendapat emas juga dengan mengalahkan wakil Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong.
Yang menarik, Tiongkok sama sekali gagal mendapat emas dari pemain putri. Baik di tunggal maupun ganda putri, mereka tidak kebagian medali satu pun. Satu medali perunggu didapat ganda campuran Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Padahal dalam beberapa tahun terakhir baik tunggal putri, ganda putri, maupun ganda campuran Tiongkok cukup dominan. Empat tahun lalu, tercipta All Tiongkok Final di tunggal putri dan ganda campuran.
Justru negara-negara yang biasanya jarang terdengar di kancah bulutangkis malah mampu membuat kejutan di Rio. Spanyol contohnya. Mereka berhasil mendapat medali emas pertama dari cabang bulutangkis melalui tunggal putri Carolina Marin
Marin jadi yang terbaik di tunggal putri setelah mengalahkan wakil India P.V. Sindhu di final. Perunggu di tunggal putri didapat pemain Jepang Nozomi Okuhara.
Jepang mampu menjadi runner-up di cabang bulutangkis dengan satu medali emas dan satu perak. Medali emas didapat Jepang di nomor ganda campuran lewat Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.Misaki/Ayaka jadi juara dengan menekuk pasangan Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl.
Indonesia juga mampu kembali mendapat medali emas dari bulutangkis setelah absen empat tahun di London. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Rio dengan menjuarai ganda campuran mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).
Distribusi medali yang merata di Olimpiade 2016 tentu menjadi angin segar bagi olahraga bulutangkis. Selain menunjukkan perkembangan yang semakin pesat di berbagai penjuru dunia, berakhirnya dominasi Tiongkok membuat bulutangkis akan aman terus diperlombakan di Olimpiade.
Bila Tiongkok terus menyapu bersih medali emas, bukan tidak mungkin cabang olahraga bulutangkis akan dihapus dari Olimpiade di masa mendatang.
Indonesia jelas akan sangat rugi bila bulutangkis sampai dicoret dari Olimpiade. Bulutangkis menjadi lumbung medali emas Indonesia. Sejak 1992, praktis hanya di Olimpiade 2012 saja Indonesia gagal membawa pulang medali emas dari cabang bulutangkis.