Liputan6.com, Jakarta - Liliyana Natsir bersama Tontowi Ahmad, belakangan menjadi sorotan media karena kesuksesannya merebut medali emas di Olimpiade Rio 2016. Di nomor ganda campuran bulutangkis, Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dengan dua set langsung.
Nama Liliyana dan Tontowi dielu-elukan ketika tiba di Tanah Air. Yel-yel Owi-Butet berkumandang ketika mereka diarak keliling Jakarta. Namun, muncul pertanyaan, mengapa Butet menjadi nama panggilan untuk Liliyana.
Baca Juga
Mungkin masih banyak pencinta bulu tangkis Indonesia yang belum mengetahui asal usul panggilan Butet untuk Liliyana Natsir. Sebenarnya, bila ditilik dari biodata, Liliyana sama sekali tidak memiliki darah Batak. Padahal, panggilan Butet sangat khas dengan daerah Sumatera Utara.
Atlet berusia 30 tahun itu, merupakan asli dari Manado yang lahir pada 9 September 1985. Secara silsilah keluarga, Liliyana Natsir juga sama sekali tak berhubungan dengan darah Batak.
Liliyana lahir dari ayah keturunan Tiongkok bernama Benno Natsir dan ibu asli Manado, Olly Maramis. Dia merupakan bungsu dari dua bersaudara dan memiliki kakak bernama Calista Natsir.
Advertisement
Panggilan Sayang
Lantas, panggilan Butet itu dari mana? Jadi, sebenarnya panggilan Butet tersebut berawal dari seorang rekannya di Pelatnas yang berdarah Batak. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Pelatnas, Liliyana Natsir ditanya namanya.
Akan tetapi, rekannya tersebut bilang kalau nama itu terlalu panjang. Lantas, rekannya tersebut mengusulkan panggilan Butet kepada Liliyana Natsir. Karena, dalam bahasa Batak, Butet berarti nama atau sebutan panggilan sayang.
Lantaran anak bungsu, Liliyana akhirnya suka dengan panggilan Butet. Sejak saat itu, rekan-rekan Pelatnas hingga kini memanggilnya dengan sebutan Butet. Bahkan, nama Butet kini mendunia seiring dengan prestasi cemerlang Liliyana.
Kini, nama Butet itu seperti melegenda di Indonesia. Keberhasilannya bersama Tontowi mengembalikan tradisi medali emas Olimpiade kian merebut hati pencinta olahraga tepok bulu ini di Tanah Air.
Sejak 2003 lalu, total 46 gelar sudah diberikan oleh Butet. Rekan-rekan yang merasakan daya magis Butet, ialah Eny Erlangga, Vita Marissa, Markis Kido, Nova Widianto, dan Tontowi Ahmad.
(Penulis: I. Eka Setiawan)
Advertisement