Liputan6.com, Jakarta - Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi dipastikan bakal meramaikan bursa pemilihan ketua umum baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang akan berlangsung di Makassar, 17 Oktober mendatang. Letjen Edy maju setelah mendapatkan restu dari Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Ini justru perintah beliau (maju pencalonan)," kata Edy kepada wartawan usai cara Ramah Tamah di Markas Komando Strategi AD, di Gambir, Selasa (30/8).
Advertisement
Baca Juga
Rencananya, berkas pendaftaran Edy bakal diserahkan kepada Komite Pemilihan (KP) PSSI, besok, Rabu (31/8/2016). Edy mengklaim telah memenuhi syarat yang ditentukan untuk maju dalam persaingan menuju PSSI-1 tersebut. Dia juga mengklaim telah mendapat dukungan 106 dari 107 pemilik suara.Â
"Syarat sudah sangat-sangat terpenuhi. Kalau tidak masak saya mau daftar," katanya.
Nama Edy sebagai kandidat ketua umum PSSI yang baru sebenarnya sudah lama mencuat. Utamanya sejak pria berusia 55 tahun tersebut ditunjuk sebagai ketua Kelompok 85. Forum yang dihuni para pemilik suara PSSI ini sebelumnya getol mendesak penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) di tubuh PSSI. Mereka menginginkan pergantian di tampuk pimpinan PSSI setelah ketua terpilih La Nyalla Mattalitti tersangkut kasus hukum dan hingga kini masih ditahan.
KLB akhirnya digelar di Hotel Mercure, Ancol, 3 Agustus lalu. Salah satu poin yang disepakati adalah menggelar Kongres Pemilihan Ketua Umum pada 17 Oktober 2016. Selain posisi ketua umum, Kongres Pemilihan nanti juga akan mencari anggota-anggota komite eksekutif (exco) yang baru.
Edy menjelaskan, dia terpanggil untuk membenahi PSSI. Dalam menjalankan tugasnya kelak, Edy juga tidak alergi dengan pengurus sebelumnya.
"Saya berharap itu adanya (bekerja sama). Siapapun dia yang penting rakyat Indonesia. Mau rezim lalu, saya tak persoalkan. Masa lalu adalah pengalaman kita tapi kalau tidak mengikuti rel yang kami siapkan, dia harus angkat kaki," katanya.
Berani Bersaing dengan Moeldoko
Edy juga mengaku siap bersaing dengan kandidat-kandidat lainnya. Bahkan menurutnya, semakin banyak yang berminat menjadi pengurus PSSI justru semakin bagus karena para pemilik suara alias voters nantinya bakal punya banyak pilihan. "Kalau Pak Moeldoko (mantan Panglima TNI) mau maju, silahkan tapi harus fair. Kalau Erwin Aksa juga mau maju, silahkan saja. Wartawan juga. Semakin banyak yang maju semakin banyak pilihan," kata Edy.
Moeldoko merupakan mantan atasan Edy di militer. Mantan Panglima TNI itu juga adalah seniornya di jajaran Kostrad Angkatam Darat (AD). Nama Moeldoko belakangan memang ramai dikaitkan dengan bursa pencalonan ketua umum PSSI periode 2016-2000. Meski demikian, Edy tidak yakin, seniornya bakal maju.
"Semua pihak harus dirangkul. Saya percaya dan yakin dia (Moeldoko) tak akan maju. Tapi kalau maju, saya siap fight (berjuang)," katanya.
Â
Advertisement