Liputan6.com, Madura - Madura United sukses menjadi buah bibir pada kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Bukan tanpa sebab, tak diperhitungkan di awal, mereka malah melejit menjadi yang terbaik pada paruh musim.
Nama Madura United sendiri sebenarnya baru eksis pada 10 Januari 2016 setelah berganti nama dari Persipasi Bandung Raya (PBR). Namun, penampilan Madura United langsung meledak-ledak pada TSC 2016 ini.
Baca Juga
Menatap kompetisi bergengsi ini, Achsanul Qosasi selaku presiden klub berambisi membawa sepak bola Madura melejit. Hal ini terlihat kala dia mendatangkan sederet pemain berpengalaman di pentas sepakbola nasional.
Mulai dari Bayu Gatra Sanggiawan, Engelberd Sani, Munhar, Slamet Nurcahyono diboyong. Selain itu, tiga pemain asing berkualitas macam Pablo Rodriguez, Fabiano Beltrame Dane Milovanovic, dan Erick Weeks Lewis menghiasi skuat Madura United putaran pertama ini.
Konsistensi, bisa dibilang menjadi kunci penampilan Laskar Sapee Kerab. Bersama Pelatih yang menerapkan disiplin tinggi, Gomes de Oliveira, Madura United tampak tokcer pada putaran pertama.
Advertisement
Momentum Madura United
Momentum Madura United
Puncaknya, kala mereka berhasil meraih 10 laga tanpa terkalahkan secara beruntun. MU menjadi tim pertama di TSC 2016 yang mencatat pencapaian fenomenal tersebut.
Usai kalah telak 0-5 dari Sriwijaya FC pada pekan ke-3, MU tak lagi tersentuh kekalahan sejak pekan ke-4. Berturut-turut mereka menang 2-1 atas Pusamania Borneo FC, seri 0-0 kontra Persib Bandung.
Dilanjutkan dengan kemenangan 3-1 atas Persiba Balikpapan, seri 0-0 melawan Bali United, menang 1-0 di kandang Bhayangkara Surabaya United. Kemudian, menang 3-2 saat menjamu Mitra Kukar, dan menang 2-1 di kandang Persegres GU.
Bahkan, MU sukses meneruskan kiprahnya kala bertandang di markas sendiri melawan PSM makassar. Mereka menang 4-1 pada 20 Juli, dan berikutnya mengandaskan Persija 3-0, dan Persipura Jayapura 2-0 di Gelora Bangkalan.
Salah satu kunci permainan menawan MU adalah tak mengutamakan kualitas individu seorang pemain. Dalam artian, pelatih Gomes de Oliveira tak tergantung pada one man show. MU lebih mengutamakan kerja sama di lapangan atau mendewakan kolektivitas.
Advertisement
Tangan Dingin Gomes
Tangan Dingin Gomes
Gomes De Oliveira bukanlah nama asing di pentas sepakbola Indonesia. Beberapa klub Indonesia pernah dilatihnya. Sebut saja Persiwa Wamena, Persela Lamongan, hingga Persiram Raja Ampat.
Pengalamannya itu nyatanya bisa mendongkrak penampilan Madura United di kancah tertinggi sepak bola nasional. Dengan berbekal materi pemain yang bisa dibilang cukup mumpuni, pelatih asal Brasil itu bisa membuat tim kebanggaan masyarakat Madura ini bermain cemerlang.
Di mata Gomes, semua pemain berkedudukan sama dan memiliki peran yang sama pula. Predikat bintang sama sekali tak berlaku, baik itu untuk pemain senior maupun pemain muda. Hal tersebut membuat semua pemain merasa dihargai dan memiliki klub. Sehingga, di lapangan, setiap ditampilkan mereka mampu memberikan yang terbaik.
Dalam permainan, Gomes juga tak bertumpu pada satu atau dua pemain saja, karena menolak adanya ketergantungan. Hal tersebut terbukti manjur. Semua pemain mampu tampil maksimal karena merasa memiliki peran yang sama.
Kemenangan Kunci
Kemenangan Kunci
Ada dua kemenangan kunci yang didapatkan oleh Madura United musim ini. Pertama saat menang 2-1 atas Pusamania Borneo FC pada 20 Mei 2016 lalu, dan mengandaskan PSM 4-1 20 Juli 2016 di tempat yang sama.
Saat menang 2-1 atas PBFC menjadi momentum pertama Madura United melesat. Bukan tanpa sebab, pada pekan sebelumnya, pasukan Gomes de Oliveira itu baru saja dihabisi 0-5 oleh Sriwijaya FC.
Akan tetapi, kemenangan itu seperti menandakan mental baja bagi Madura United. Usai hasil tersebut, Madura United langsung tak terkalahkan dalam 10 laga secara beruntun.
Selanjutnya kala laga melawan PSM Makassar 20 Juli 2016. Padahal, sebelum laga, posisi Madua United tergusur dari puncak klasemen oleh Arema Cronus yang hanya berselisih dua poin saja.
Kendati begitu, mental baja masih didengungkan oleh MU. Mereka berhasil meraih kemenangan, dan sejak saat itu, tak juga turun dari puncak klasemen.
(Penulis: I. Eka Setiawan)
Advertisement