Liputan6.com, Jakarta Muhammad Zein Al Hadad resmi ditunjuk sebagai pelatih Persija Jakarta pada putaran kedua Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo. Pria yang akrab disapa Mamak ini bukan wajah baru di kancah sepak bola Indonesia karena memiliki segudang pengalaman sebagai pemain maupun pelatih.
Mamak merupakan striker legendaris di era kompetisi Galatama. Bermain untuk Niac Mitra, yang kini bernama Mitra Kukar, dia sempat menyabet gelar top scorer pada musim 1987/88.
Baca Juga
Setelah degradasi pada 1990-an, Niac Mitra bubar dan memindahkan basis mereka ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Mamak pun gantung sepatu sebagai one-club man serta melanjutkan karier kepelatihan di sejumlah klub tanah air.
Pria berdarah Arab ini sempat menjadi asisten pelatih Assyabaab Salim Group Surabaya, klub internal Persebaya Surabaya selama dua tahun, mulai tahun 1991 hingga 1993. Pada 1993, dia baru mendapat promosi menjadi pelatih kepala hingga tahun 1997.
Pada 1997, dia mengikuti kursus Lisensi A AFC bersama Benny Dolo, Bambang Nurdiansyah, Sutan Harhara, Rudy Keltjes, serta Mundari Karya. Sejak mengantongi lisensi pelatih AFC, Mamak belum memiliki prestasi cemerlang.
Satu-satunya pencapaian apik dari pria berambut kribo ini adalah membawa Deltras Sidoarjo menjadi peringkat ketiga Copa Dji Sam Soe 2009 (Piala Indonesia) di Palembang, menyisihkan Persijap Jepara dan Persija Jakarta. Dalam turnamen tersebut, dia dinobatkan sebagai pelatih terbaik karena sukses menangani The Lobster yang bermaterikan pemain pas-pasan di tengah kesulitan finansial klub.
Tepat dua tahun lalu, jelang persiapan SEA Games 2015 Singapura, Mamak menjadi bagian dari tim pelatih timnas U-23. Dia diangkat sebagai pelatih kebugaran, mendampingi Aji Santoso hingga pesta olahraga se-ASEAN itu berakhir.
Klub ISC B Persida Sidoarjo, sempat menunjuknya sebagai pelatih kepala. Namun, bila Mamak hijrah ke Persija Jakarta, otomatis tim berjuluk Laskar Jenggolo ini harus mencari pelatih arsitek baru.
Advertisement