Sukses

Kebijakan Pemerintah Soal Pembinaan Olahraga Tuai Dukungan

Banyak atlet yang berpindah daerah meski sudah berprestasi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Pemerintah untuk lebih fokus pada pengembangan cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade mendapat dukungan dari beberapa pihak. Maklum, selama ini pembinaan dan pengembangan atlet terkesan tidak sinkron.

Indonesia hanya meraih satu medali emas dan dua medali perak pada Olimpiade 2016. Tak heran Presiden Joko Widodo meminta perubahan pembinaan mulai level terendah hingga level nasional.

Apalagi selama ini ajang multievent nasional yakni PON tidak lagi menjadi regenerasi para atlet. Justru banyak atlet yang berpindah daerah meski sudah berprestasi dunia.

"Termasuk kita akan batasi umurnya. Jangan sampai di umur tertentu atlet masih ikut di PON. Jangan sampai peraih medali Olimpiade atau Asian Games masih ikut PON," kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

"Jangan sampai transfer atlet jalan tapi tidak ada rasa keadilan. Begitu juga dengan cabang olahraga yang akan dibatasi dan acuannya fokus ke olimpiade saja. Ini sudah sesuai kebijakan Presiden," kata Imam menambahkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian. Ia berharap Pemerintah bisa lebih spesifik menerapkan aturan baru nantinya. Seperti nomor olahraga yang dipertandingkan di PON hingga pembatasan umur atlet.

"Kita tidak bisa mencetak juara di internasional jika nomornya tidak dipertandingkan di event nasional. Kita bersyukur ada arahan Presiden, sehingga arah pembinaan olahraga jadi mulai jelas, kalau sekarang kan tidak paham parameternya apa," kata Raja Sapta Ervian.

Video Terkini