Liputan6.com, Kudus - Sukses Liliyana Natsir menjadi pebulu tangkis dunia tidak dicapai dengan cara yang mudah. Ketika usia 12 tahun, dia meninggalkan rumah di Manado dan pergi ke Jakarta demi menekuni olahraga tepok bulu itu. Bahkan, Liliyana mengambil keputusan berani dengan meninggalkan bangku sekolah.
Baca Juga
Advertisement
Perjuangan Liliyana tidak sia-sia. Sejumlah gelar juara diraih pebulu tangkis yang akrab disapa Butet ini bersama pasangannya, Tontowi Ahmad. Mulai dari All England, Juara Dunia, hingga terakhir meraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
"Sebagai pemain kita harus pantang menyerah, kerja keras, dan disiplin. Semangat terus adik-adik," ujar Liliyana kepada para peserta Audisi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum di GOR Jati Kudus, Jumat (2/9/2016).
"Kuncinya jadi juara olimpiade itu ya harus percaya diri, punya motivasi yang kuat, dan hiduplah seperti seorang juara. Harus latihan lebih daripada yang lain," tambahnya.
Liliyana mengatakan bahwa jatuh-bangun di dunia atlet adalah hal yang biasa. Sebagai seorang pejuang olahraga, atlet harus bisa bangkit dari keterpurukan.
"Waktu saya dan Owi (Tontowi) sedang bagus prestasinya di tahun 2012, kemudian penampilan kami menurun. Kala itu kami diskusi berdua dan menyatakan kalau kami belum habis, kami masih harus mewujudkan mimpi kami menjadi juara olimpiade," ucapnya.