Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian (Eyi) mengatakan, kontingen DKI punya ambisi lebih saat bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat. Selain mempertahankan predikat juara umum, Ervian ingin PON sebagai indikator evaluasi sebelum Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2016.
Baca Juga
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Dalam perekrutan atlet yang akan memperkuat kontingen DKI Jakarta pada PON 2016 Jabar, KONI DKI Jakarta menggunakan standar internasional yang ditetapkan masing-masing cabang olahraga.
"Tujuan akhir kami bukan pada PON 2016 Jabar, tapi menjadi ajang pembuktian bagi atlet untuk berkompetisi di dalam negeri. Semangat seperti itulah yang perlu dibangun, bukan fanatisme daerah yang justru dikedepankan," kata Ervian, yang akrab disapa Eyi ini seperti dilansir dalam rilis resmi KONI DKI Jaya Kamis (8/9/2016) sore.
DKI Jakarta menurunkan 902 atlet yang akan berlaga di 44 cabang olahraga. Jelang PON 2016 Jabar, atlet Ibukota dari 16 cabang olahraga berlatih ke luar negeri dan 22 cabang olahraga mendapatkan pelatih asing.
Advertisement
Kendala
PON 2016 Jabar menyediakan 756 keping medali emas yang diperebutkan. Meski demikian, sejumlah kendala non-teknis diungkapkan Eyi, menjadi kendala bagi kontingen DKI.
"Dalam dinamikanya banyak aturan yang berubah-ubah. Misalnya saja di cabor renang, tiba-tiba ada pembatasan umur, padahal sebelumnya tidak dibahas. Kemudian di ajang bridge, jadwalnya banyak yang dibenturkan, sehingga atlet tidak bisa bertanding di dua nomor. Tapi kami tetap berupaya maksimal memenuhi target awal," ujar Raja Sapta Ervian
Terkait bonus dari KONI DKI, Eyi mengungkapkan, pihaknya mendapatkan dana sebesar Rp 270 Miliar. Namun, KONI bersama Pemprov masih membahas besaran pembagian bonus bagi peraih medali emas, perak hingga perunggu di PON 2016 Jabar.
"Kita juga tidak lupakan klub tempat atlet itu bernaung," kata Eyi.
Advertisement