Liputan6.com, Jakarta Skandal kebohongan perenang Amerika Serikat, Ryan Lochte, kembali memasuki babak baru. Media-media Amerika Serikat belum lama ini melaporkan, perenang berusia 32 tahun itu telah dijatuhi hukuman larangan berlomba selama 10 bulan oleh Komite Olimpiade Amerika Serikat (AS).Â
Hal ini seperti dilaporkan oleh USA Today berdasarkan informasi yang didapat dari seorang sumber. Media TMZ juga melaporkan hal yang sama tanpa laporan lengkap terkait putusan itu.
Advertisement
Baca Juga
Reuters berusaha mengkonfirmasi berita ini. Namun belum satu pihak berwenang pun yang bersedia memberi keterangan. Baik itu Komite Olimpiade AS maupun perenang yang bersangkutan.
Agustus lalu, Lochte mengaku telah menjadi korban perampokan di Rio de Janeiro, Brasil. Saat itu dia tengah dalam perjalanan pulang menuju kampung atlet. Lewat media sosial, Locthe juga menjelaskan bahwa pelaku berseragam dan sempat menodongkan senjata api ke arah mereka.
Namun Polisi Brasil curiga dengan laporan Lochte. Mereka lalu melakukan penyelidikan dan menganggap keterangan Lochte palsu. Bahkan polisi Brasil menyebutkan kalau Lochte telah berbuat onar di salah satu pom bensin di Rio. Dia merusak toilet dan kencing sembarangan.Â
Polisi Brasil lalu mengamankan rekan-rekan Lochte saat hendak pulang ke AS. Mereka ditangkap di bandara dan dimintai keterangan. Sedangkan Lochte selamat karena pulang lebih dulu. Skandal ini semakin simpang siur setelah media AS menemukan fakta kebohongan kepolisian Brasil.
Lochte sendiri akhirnya mengaku salah dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan. Akibat laporan palsu tersebut, Lochte terpaksa kehilangan 4 sponsor utamanya. Selain Lochte, 3 perenang AS lainnya yang ikut dalam kejadian juga di-ban namun dengan waktu lebih singkat.
Akibat hukuman ini, Lochte bakal absen pada kejuaraan renang di Budapest tahun depan.