Sukses

Tim PON Jateng Pakai 8 Pemain Profesional, DKI Protes

Dalam peraturan PON XIX, setiap tim hanya diperbolehkan mendaftar lima pemain profesional.

Liputan6.com, Bandung - Tim sepak bola PON DKI Jakarta mengajukan protes mengenai penggunaan pemain ilegal yang dilakukan tim PON Jawa Tengah (Jateng). Tim PON DKI Jakarta membuktikan bahwa tim PON Jateng menggunakan delapan pemain ilegal.

Hal ini tercium saat keduanya bertanding di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (16/9/2016). Dalam laga tersebut, DKI Jakarta kalah 0-1. Dalam skuat PON Jateng, ada delapan pemain profesional, empat di antaranya diturunkan saat melawan DKI Jakarta.

Dalam peraturan PON XIX, setiap tim hanya diperbolehkan mendaftar lima pemain profesional dan hanya tiga pemain yang diturunkan saat pertandingan.

"Sportivitas di atas segalanya, Jateng jelas melanggar aturan. Kesimpulannya, Jateng Maling!" ujar Sudirman, pelatih tim PON DKI dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Pada PON XIX, Jateng mendaftarkan delapan pemain profesional, yakni Haudi Abdillah (PSCS), Ricky Fajrin (Bali United), Zainal Arifin (PSIR), Septian Hadi Maulana (Mitra Kukar), Ravi Murdianto (PS TNI), Heru Setyawan (Persita), Fajar Setyajaya (PSIS), dan Ahmad Agung (PSIS).

Ketika melawan DKI Jakarta, empat pemain profesional yang dimainkan tim PON Jateng adalah Haudi Abdillah, Ricky Fajrin, Septian David Maulana, dan Heru Setyawan. Manajer tim PON DKI Jakarta, Benny Erwin pun cukup kesal dengan hal tersebut.

"Bagaimana mungkin pemain yang baru saja awal bulan September ini bermain di Persita Tangerang pada ajang ISC B kemudian sekarang menjadi amatir?" ucapnya.

Selain Heru, dua pemain profesional yang didaftarkan tim PON Jateng sebagai pemain amatir adalah, Fajar Setya dan Ahmad Agung. Pihak DKI Jakarta sudah menyerahkan bukti-bukti ini kepada PB PON.

"Kami menunggu hati nurani PB PON dan meminta seluruh masyarakat Indonesia turut mendukung pemberantasan kecurangan ini," kata Benny.

Video Terkini