Liputan6.com, Jakarta- Manchester United membuat heboh bursa transfer musim panas 2016. The Red Devils memecahkan rekor transfer termahal di dunia atas nama Gareth Bale saat merekrut gelandang Paul Pogba dari Juventus.
MU harus membayar 105 juta euro kepada Juve untuk bisa membawa pulang kembali Pogba. Pemain asal Prancis itu empat tahun lalu hijrah ke Juventus secara cuma-cuma karena tidak terpakai oleh Sir Alex Ferguson.
Baca Juga
Manajer MU Jose Mourinho berani membayar mahal untuk memiliki Pogba karena sangat membutuhkan pemain tengah yang tangguh. Pasalnya lini tengah termasuk salah satu titik lemah MU musim lalu.
Pogba bisa menutupi kelemahan kreativitas lini tengah MU. Selain itu, Pogba juga bisa membantu pertahanan Setan Merah yang kebetulan tak memiliki gelandang bertahan tangguh.
Sayangnya penampilan Pogba di awal musim ini masih mengecewakan. Pogba belum mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya seperti ketika masih membela Juventus.
Dari enam penampilan di berbagai ajang yang diikuti MU, Pogba belum bisa mencetak gol maupun memberikan assist. Justru Pogba tidak segarang ketika di Juventus. Dia sering kehilangan bola, namun sulit merebut bola dari pemain lawan.
Buruknya kinerja Pogba dinilai banyak kalangan karena kesalahan Mourinho dalam menempatkan pemain bertinggi 191 cm itu. Pogba tidak cocok ditempatkan sebagai gelandang jangkar murni bersama Marouane Fellaini pada formasi 4-2-3-1.
Saat membela Prancis di Piala Eropa 2016, Pogba juga tidak bersinar. Ketika itu pelatih Prancis Didier Deschamps juga menempatkan Pogba sebagai gelandang bertahan dengan formasi 4-2-3-1. Kesalahan Deschamps diulangi oleh Mourinho.
Mourinho kini disarankan untuk segera mengubah formasi agar Pogba bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya seperti saat memperkuat Juventus. Ada tiga formasi yang bisa dijajal Mourinho guna mengakomidir Pogba. Simak ulasannya di halaman berikutnya:
4-2-3-1
4-2-3-1
Formasi 4-2-3-1 yang menjadi kesayangan Mourinho masih bisa tetap dipakai untuk memaksimalkan Pogba. Namun Mourinho harus berani mengorbankan pemain senior MU Wayne Rooney.
Selama ini Rooney yang ditempatkan sebagai gelandang serang pada formasi 4-2-3-1. Mourinho harus mencadangkan Rooney dan menggantinya dengan Pogba sebagai gelandang serang di belakang Zlatan Ibrahimovic.
Posisi Pogba sebagai gelandang jangkar bisa diberikan kepada Ander Herrera, Michael Carrick atau Morgan Schneiderlin guna mendamping Fellaini.
Advertisement
3-5-2
3-5-2
Formasi ini jadi andalan Juventus sejak beberapa musim terakhir. Pogba terbukti sangat bersinar bermain pada formasi 3-5-2. Pogba mendapat kebebasan di lini tengah.
Pada formasi 3-5-2, Pogba bisa leluasa menyerang maupun mundur membantu pertahanan. Tekel-tekel Pogba efektif mematikan serangan lawan sebelum masuk ke jantung pertahanan. Saat menyerang Pogba, rajin mencetak gol lewat tendangan jarak jauh.
Bila mau memakai formasi 3-5-2, Mourinho bisa memakai Eric Bailly, Chris Smalling dan Daley Blind di lini belakang.
Namun formasi 3-5-2 kurang cocok di tanah Inggris. Louis van Gaal gagal memakai formasi 3-5-2 di MU. Antonio Conte yang begitu menyukai 3-5-2 juga tidak memakainya di Chelsea.
4-3-3
4-3-3
Selain 3-5-3, Juventus juga beberapa kali menurunkan formasi 4-3-3 baik saat dilatih Conte ataupun Massimiliano Allegri. Pogba tetap bisa tampil gemilang saat bermain di formasi 4-3-3.
Lagi-lagi formasi 4-3-3 akan mengorbankan Rooney. Pemain nasional Inggris ini tidak bisa bermain sebagai penyerang sayap. Posisi penyerang utama juga sudah dipegang Zlatan Ibrahimovic.
Untuk bermain sebagai gelandang, agak sulit untuk Rooney. Namun formasi 4-3-3 selain akan memaksimalkan peran Pogba sebagai gelandang box to box juga akan memberi tempat kepada Marcus Rashford.
Penyerang muda Inggris ini bisa ditempatkan sebagai penyerang sayap bersama Anthony Martial menemani Ibrahimovic di lini depan.
Â
Advertisement