Liputan6.com, Bandung - Pekan Olahraga Nasional XIX sudah hampir memasuki akhir perjalanan. Event yang dibuka di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (17/9/2016) rencananya akan berakhir pada Kamis (29/7/2016).
Baca Juga
Hingga kini, tuan rumah, Jawa Barat masih memimpin daftar klasemen perolehan medali dengan koleksi 479 medali (195 emas, 140 perak dan 144 perunggu).
Di peringkat kedua ada kontingen Jawa Timur dengan 362 medali (123 emas, 123 perak dan 116 perunggu). Disusul oleh DKI Jakarta di posisi ketiga dengan 345 medali (118 emas, 115 perak dan 112 perunggu). Jika dilihat dari perolehan jumlah medali, Jabar hampir pasti menjadi juara umum di rumah sendiri.
Advertisement
Sayangnya, sukacita menjadi juara umum akan sedikit tercoreng setelah banyaknya insiden memalukan seperti kericuhan hingga tawuran antarpemain atau penonton yang banyak sekali terjadi sepanjang gelaran PON Jabar 2016.
Berikut Daftar Kericuhan yang Terjadi di PON Jabar 2016:
Tawuran Suporter di Cabang Olahraga Sepak Bola
Kericuhan yang melibatkan pendukung kedua tim pecah ketika DKI Jakarta menghadapi Jawa Barat di babak kualifikasi di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (18/9/2016).
Keributan terjadi di jeda babak pertama. Disinyalir rivalitas antara sepak bola Jakarta dan Bandung menjadi penyebab kejadian memalukan ini.
Beruntung insiden ini mampu dikendalikan oleh petugas keamanan yang terdiri dari polisi dan tentara. Akibat insiden ini, kick off babak kedua sempat tertunda selama 20 menit. Jabar akhirnya menang dengan skor 2-0. Dua gol kemenangan tuan rumah Jabar dicetak oleh Angga Febryanto Putra (5) dan Heri Susanto (22).
Advertisement
Baku Pukul di Cabang Olahraga Polo Air
Pertandingan Polo Air antara Jawa Barat melawan Sumatera Selatan menjadi ajang adu jotos pemain dan penonton. Kejadian berawal ketika salah satu atlet Jabar memukul atlet dari Sumatera Selatan. Adu pukul dan saling kejar pun tak terhindarkan di dalam kolam renang.
Imbas kejadian tersebut menular ke tribun penonton. Suporter tuan rumah yang didominasi aparat TNI terlihat terpancing dengan melempari kontingen Sumsel dengan botol air mineral.
Ironisnya, kontingen DKI Jakarta yang juga berada di lokasi ikut terkena dampaknya. Bahkan, pada video yang beredar tampak seorang aparat berpakaian militer sempat melayangkan tinjunya ke arah kontingen DKI.
Keributan di Cabang Olahraga Hanggar
Cabang olahraga Hanggar yang digelar di Convention Hall-Hotel Harris, Bandung, Sabtu (24/9/2016) juga berakhir dengan kericuhan antarsuporter. Keributan dipicu saat salah seorang oknum dari kontingen Kalimantan Timur yang naik ke panggung dan mengusir ofisial tim Jawa Barat. Padahal pada saat itu Kaltim tidak sedang bertanding.
Hal ini membuat kubu Jabar kesal dan nyaris terjadi baku pukul. Akibat ulah oknum tersebut suporter Jabar juga ikut terpancing dengan melemparo botol minuman.
Beruntung kericuhan itu berhasil diredam setelah beberapa pihak keamanan turun tangan untuk meredakan emosi orang-orang yang marah.
Advertisement
Ketua Pengprov Wushu Jawa Barat Ajak Duel Wasit
Pertandingan wushu yang digelar di GOR Padjajaran, Bandung, Rabu (21/9/2016) tercoreng dengan insiden keributan yang memalukan. Kericuhan itu melibatkan Ketua Panitia Pelaksana cabang olahraga wushu PON Jabar, Edwin Sanjaya, dengan jajaran wasit/hakim.
Kericuhan berawal pada saat pertandingan final Sanda kelas 52 kg putri yang mempertemukan Rosalina Simajuntak dari Sumatera Utara melawan Selviah Pertiwi dari Jawa Barat yang berakhir dengan skor 2-1.
Ketua Pengprov Wushu Jawa Barat, Edwin Sanjaya merasa tidak puas dengan keputusan wasit dan langsung turun ke lapangan. Bahkan, Edwin nekad naik ke atas matras dan mengajak wasit untuk berkelahi.
Kericuhan tersebut mengakibatkan pertandingan babak final wushu terpaksa dihentikan selama 1,5 jam.
Kericuhan di Cabang Olahraga Tinju
Babak semifinal cabor tinju juga sempat terhenti karena kericuhan. Keributan kali ini melibatkan kontingen Kalimantan Timur.
Kaltim yang merasa keputusan wasit tidak adil melancarkan protes keras. Tim tinju Kaltim memprotes keputusan wasit hakim yang memenangkan petinju Jabar, Sulvana, pada kelas ringan (60 kg) putri atas Wasti Hiskinda dengan skor 2-1.
Keributan ini sempat membuat beberapa pertandingan tertunda. Hal tersebut tak terlepas karena rusaknya perangkat komputer milik wasit yang sempat dibanting oleh seorang ofisial dari Kaltim.
Advertisement
Cabang Olahraga Gulat Langganan Kericuhan
Cabor Gulat seringkali mengalami penundaan pertandingan karena seringnya terjadi kericuhan. Insiden pertama terjadi di GOR Saparua, Bandung, Sabtu (24/9/2016) yang mempertandingan pegulat Jabar, Herri Fadli melawan Rendi dari Kalimantan Selatan.
Pegulat tuan rumah sempat memimpin dengan skor 5-3. Tapi, beberapa saat kemudian muncul protes dari tim pelatih Kalsel yang menilai wasit pertandingan tidak fair dalam memberikan poin kepada pegulatnya.
Protes keras dari kubu Kalsel disambut sejumlah suporter dari perwakilan daerah dengan meneriaki perangkat pertandingan. Bahkan, ada yang melempar sejumlah botol minuman ke arena pertandingan dan beberapa ofisial meminta pergantian wasit asal Korea Selatan yang memimpin pertandingan.
Insiden memalukan lain juga terjadi di arena gulat yakni pada Senin (26/9/2016). Semua berawal dari protes keras tim ofisial Kalimantan Timur saat tengah duel melawan tuan rumah di kelas 65 kg gaya bebas putra.
Protes dilakukan dengan cara menggulingkan meja wasit. Tidak hanya itu, mereka juga menghancurkan papan skor. Ini dilakukan setelah pegulat mereka mendapat hukuman dua kali dan dinyatakan kalah. Tim Dewan Juri Cabang Gulat Maurice Sihombing menyatakan ini adalah kali keempat kericuhan terjadi.
(Yosef Deny Pamungkas)