Liputan6.com, Milan - Bertandang ke stadion Olimpico Roma, Minggu (02/10/2016), akan menjadi sebuah tantangan berat bagi Inter Milan. La Beneamata dituntut bangkit dan menunjukkan bahwa mereka masih memiliki potensi untuk menjadi salah satu pesaing Scudetto di kancah Serie A.
Baca Juga
Setelah sempat membuat kejutan dengan mengalahkan Juventus, Inter kembali terpuruk di ajang Europe League. Mereka kalah 1-3 dari Sparta Praha. Mampukah Inter bangkit kembali?
AS Roma merupakan lawan yang tangguh. Pelatih Roma Luciano Spaletti adalah pelatih yang handal. Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Francesco Totti memberikan dampak positif terhadap seluruh skuat.
Sementara Pelatih Inter Frank de Boer mencoba mengoreksi kesalahan yang terjadi Europe League. Kala itu, para pemain Inter seperti zombie, yang bermain tanpa motivasi, jauh berbeda saat mengalahkan Juventus. De Boer diharapkan tidak mengulangi kesalahan Roberto Mancini yang terlalu sering melakukan rotasi pemain dan penggantian formasi.
De Boer menegaskan, Inter yang akan menghadapi Roma di Olimpico, tidak akan sama dengan Inter yang bermain melawan Sparta Praha. Kubu Nerazzurri wajib memiliki mentalitas yang berbeda dan motivasi tinggi dalam menghadapi setiap tim, baik besar atau kecil.
Secara statistik, Inter hanya memenangkan dua dari sepuluh pertandingan terakhir atas Roma, namun dua kemenangan tersebut, mereka raih pada dua dari tiga pertemuan terakhir. Secara umum, sepanjang sejarah Serie A, Roma dan Inter telah bertemu sebanyak 166 kali. Kubu nerazzurri berhasil memenangkan 71 pertandingan, sementara AS Roma 47 kali.
Inter akan bermain dengan formasi 4-2-3-1 dengan susunan pemain Handanovic, Santon, Miranda, Murillo, Ansaldi, Joao Mario, Medel, Candreva, Banega, Perisic dan Icardi. Sementara Roma akan menggunakan formasi yang sama 4-2-3-1 dengan mengandalkan Szczesny, Bruno Peres, Manolas, Fazio, Juan Jesus, De Rossi, Strootman, Florenzi, Salah, Naimggolan dan Perotti.
Inter wajib membawa pulang poin penuh, untuk bisa kembali bangkit dan membawa tim ke jalur yang tepat. Tiket Liga Champions tidak bisa ditawar lagi. Tim dengan sejarah luar biasa seperti Inter, wajib kembali berprestasi baik pada level nasional ataupun Internasional.